Jakarta, CNN Indonesia -- Tak lama lagi Donald Trump resmi dilantik sebagai presiden baru Amerika Serikat untuk empat tahun ke depan. Sementara sejumlah nama yang dipercaya taipan real estate itu untuk mengisi kabinetnya, masih dalam proses konfirmasi Senat.
Melansir
The Washington Times, Trump diperkirakan akan memulai masa jabatannya di Gedung Putih dengan ditemani menteri kabinet yang paling sedikit dari tiga presiden sebelumnya.
Tujuh kandidat menteri kabinet telah mendapat konfirmasi Senat di hari pertama Presiden Barack Obama menjabat pada 2009 lalu, disusul sembilan menteri lain di akhir minggu pertamanya di Gedung Putih. Mantan presiden George W Bush juga memiliki tujuh nama menteri yang telah rampung dikonfrimasi Senat di hari pertamanya bertugas pada 2001 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun mantan presiden Bill Clinton memiliki tiga menteri yang terkonfirmasi Senat di hari pertamanya duduk di Gedung Putih, 13 nama menteri pilihannya ‘menyusul’ di hari kedua dirinya bertugas.
Sementara hingga saat ini, baru satu nama kandidat menteri kabinet pilihan Trump yang berhasil diterima Senat. Mantan Jenderal Angkatan Laut
James Mattis berhasil melalui rintangan dan menerima persetujuan Senat sebagai Menteri Pertahanan.
Pemimpin Minoritas Senat Charles Schumer menyebut Partai Republik terburu-buru mendorong para kandidat itu untuk dikonfirmasi.
Ia bahkan menuturkan akan memperlambat proses konfirmasi menteri di Senat meskipun menyangkal bahwa Demokrat gagal menguji mereka dan tidak menyediakan sejumlah dokumen yang diperlukan lantaran tak memiliki waktu yang cukup.
Schumer juga menuturkan para kandidat menteri ini memerlukan “pengawasan ekstra lantaran sebagian besar dari mereka merupakan banker dan miliarder, kolega bisnis Trump.
“Kabinet ini dipenuhi bankir dan miliarder,” ucap Schumer.
Time menyebutkan, kabinet pilihan trump paling banyak diisi oleh veteran AS dan miliarder dibandingkan sejumlah pemerintahan sebelumnya.
Setidaknya 11 dari 20 nama kandidat kabinet Trump pernah menjabat sebagai petinggi perusahaan atau organisasi. Sebagian besar dianggap berpengalaman dalam melobi pemerintah federal, menghabiskan dana sekitar US$497,5 juta.
Selain itu, para kandidat kabinet ini pun turut serta menyumbang dana yang tak sedikit bagi Partai Republik dan juga kampanye Trump.
Kandidat pertama yakni
Rex Tillerson yang dipercaya Trump untuk mengisi kursi sebagai Menteri Luar Negeri. Ia merupakan mantan bos ExxonMobil yang selama ini menjadi donor utama Partai Republik.
Tillerson merogoh kocek sebesar US$2.700 untuk kampanye Trump dan US$9.800 untuk Partai Republik. Dirinya juga membantu sejumlah perusahaan melobi pemerintah federal yang menghabiskan dana sekitar US$368 juta.
 Rex Tillerson dipercaya sebagai menteri luar negeri. (Reuters/Daniel Kramer/File Photo) |
Steven Mnuchin mantan bankir Goldman Sachs dicalonkan Trump sebagai Menteri Keuangan. Ia juga merupakan donor terbesar Trump. Ketua keuangan nasional tim kampanye Trump ini setidaknya memberi US$425.000 pada Trump Victory Fund, komite penggalangan dana bersama Trump-Partai Republik.
Sementara itu,
Ben Carson didapuk Trump menjadi menteri perumahan dan pengembangan kota. Pernah menjabat sebagai pemimpin direktur Kellog, Costo, dan Vaccinogen.
Mantan direktur penasehat HomeCentris Healthcare dan Berg LLC ini merupakan salah satu penggalang dana terbesar dengan memberikan US$6.250 kandidat Partai Republik.
Tak ketinggalan, filantropi
Betsy DeVos dipilih Trump mengisi kursi Menteri Pendidikan. miliarder ini merupakan pendiri Windquest Group bersama suaminya. Ia pernah menjabat sebagai kepala tim kreatif perusahaan manufaktur Stow Company.
Investor tak langsung Social Finance Inc. ini turut mendonor sekitar US$7,8 juta bagi sejumlah kandidat federal Partai Republik.
Alaine Chao, mantan menteri tenaga kerja ini kembali dipercaya untuk mengisi kursi kepemerintahan. Trump menunjuk sang mantan pemimpin direksi bank Wells Fargo menjadi menteri transportasi.
Chao juga merupakan eks anggota tim direksi NewsCorp pemilik the Wall Street Journal dan New York Post. Dirinya telah menyumbang US$195 ribu bagi kandidat-kandidat Partai Republik selama bertahun-tahun.
Selain itu, Trump mempercayakan kursi menteri tenaga kerja kepada
Andy Puzder yang merupakan eksekutif rumah makan cepat saji, CKE Restaurants. Puzder dilaporkan menyumbang lebih dari US$1,3 juta untuk kandidat Partai Republik.
Dirinya juga turut menjumbang sekitar US$75 ribu bagi panitia peggalangan dana bersama untuk Trump. Puzder bahkan memberikan US$75 ribu langsung pada Trump.
Pengusaha lain yang didapuk Trump untuk mengisi jajaran kabinetnya ialah
Rick Perry. Mantan pemimpin direksi Sunoco Logistic Partner ini ditunjuk Trump menjadi menteri energi.
Nama miliarder sekaligus investor,
Wilbur Ross juga turut tercantum dalam jajaran kabinet Trump. Ia dipilih presiden AS ke-45 itu sebagai menteri perdagangan.
Ross pernah terlibat sebagai direksi WL Ross and Company, Invesco, dan International Coal Group, Bank of Cyprus dan Sun National Bank.
Mantan pimpinan ArcelorMittal, perusahaan baja terbesar ini memberikan dana sejumlah US$5.400 untuk kampanye Trump.
David Shulkin, Presiden Morristown Medical Center di New Jersey, juga masuk dalam daftar kabinet Trump. Shulkin yang merupakan CEO Beth Israel Medical Center di New York City ini dipilih Trump untuk mengisi jabatan menteri urusan veteran.
Ryan Zinke, pimpinan direksi STWA, perusahaan pengembang sistem pengiriman minyak dan gas, ditunjuk Trump sebagai menteri dalam negeri.
Posisi kepala staff kantor kepresidenan dipercaya pada
Reince Priebus. Priebus merupakan eks pemimpin Partai Republik yang juga pernah bekerja sebagai pengacara perusahaan Michael Best & Friedrich.
Mike Pompeo yang pernah bekerja Thayer Aerospace dan Sentry International dipilih Trump menjadi Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA).
 Mike Pompeo dipilih Trump sebagai pimpinan CIA. (Reuters/Carlos Barria) |
Scott Pruitt yang memiliki relasi kuat dengan perusahaan gas dan minyak didapuk Trump sebagai Kepala Badan Perlindungan Lingkungan (US EPA).
Sementara itu,
Linda McMahon eksekutif perusahaan gulat profesional atau WWE, dipilih Trump menjadi kepala Lembaga Pengelola Usaha Kecil.
Terakhir, investor
Tom Price dipercaya mengisi jabatan direktur pelayanan kesehatan. Ahli bedah ortopedi ini menginvestasikan asetnya senilai US$90 ribu di Eli Lilly, Bristol-Meyers Squibb, Amgen, McKesson, Biogen, and Pfizer.
Sementara itu, pensiunan jenderal angkatan laut,
John Kelly dan mantan senator negara bagian Alabama,
Jeff Sessions masing-masing dipercaya Trump mengisi jabatan menteri keamanan nasional dan jaksa agung.
Selain Mattis, nama-nama tersebut masih harus melakukan tes kelayakan dan mendapat persetujuan Senat. Diberitakan
The New York Times, Betsy DeVos, Scott Pruitt, dan Tom Price menjadi bakal menteri yang paling menarik dan kontroversial saat proses uji kelayakan oleh Senat.
Ketiganya dianggap paling tidak memenuhi syarat lantaran dinilai tidak tepat menjawab pertanyaan Senat, melontarkan sejumlah penilaian yang salah, dan/atau memiliki konflik kepentingan. Saat uji kelayakan, pembawaan mereka dianggap mencirikan sikap ketidakpekaan dan ketidakpedulian.
Salah satu yang paling mengejutkan ialah pernyataan DeVos yang mengatakan mengatakan bahwa sekolah di negaranya perlu senjata sebagai alat perlindungan. Padahal, sejumlah sekolah dan kampus di AS pernah mengalami peristiwa penembakan yang tak sedikit menelan korban jiwa.
 Betsy DeVos mengatakan sekolah di AS perlu senjata. (AFP PHOTO / Brendan Smialowski) |
Yang paling menyulut perhatian ialah penembakan SD Sandy Hook pada Desember 2012 yang menewaskan 27 orang, 20 di antaranya anak-anak.
Sementara itu, sejumlah pertanyaan menyerang Scott Pruitt saat uji kelayakan. Salah satu anggota Senat fraksi Demokrat menanyakan apakah Pruitt akan mundur untuk menunut sejumlah perusahaan yang kedapatan melanggar peraturan lingkungan jika perusahaan tersebut merupakan kontributor terbesar kampanyenya.
Alih-alih menjawab “tentu saja pasti [akan menuntut]”, Pruitt malah menjawab dirinya akan menuntut perusahaan itu jika lembaga pengawas kode etik memerintahkannya.
Jawaban itu sangat bertolak belakang dengan misi Pruitt untuk memperketat hukum perlindungan lingkungan.
Terakhir yang tak kalah membuat depresi adalah jawaban Tom Price ketika ditanyai soal keinginannya membatalkan undang-undang Perwatan Kesehatan Terjangkau supaya bisa menghemat ratusan miliar anggaran program kesehatan.
Ia menyebut pembatalan aturan itu tidak akan merugikan warga AS selama mereka memiliki asuransi kesehatan.
Menurutnya, menghabiskan dana ratusan miliar dalam sebuah program adalah “kesalahan metrik”. Ia menilai parlemen seharusnya terfokus pada “perawatan pasien” daripada membuat program kesehatan.