Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah Amerika Serikat menarik diri, Australia berharap masih dapat menyelamatkan perjanjian Kerja Sama Trans-Pasifik (TPP) dengan mengajak China dan negara Asia lain untuk bergabung.
"Kehilangan Amerika Serikat dari TPP memang berdampak besar. Namun, kita tidak dapat mundur. Ada potensi untuk China bergabung TPP," ujar Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, sebagaimana dilansir
Reuters, Selasa (24/1).
Pernyataan ini dilontarkan oleh Malcolm setelah berbincang dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe; Perdana Menteri Selandia Baru, Bill English; dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Long; tak lama setelah Trump mengumumkan penarikan diri AS dari perundingan TPP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, TPP dianggap sebagai kerja sama gagasan 12 negara yang merupakan cara AS untuk mengisolasi China dari perdagangan bebas di Pasifik.
TPP baru bisa dijalankan jika sudah ada kesepakatan dari setidaknya enam negara yang mencapai 85 persen dari total GDP 12 negara penggagas. AS sendiri memegang 60 persen dari total GDP tersebut.
Kini, Australia membuka kemungkinan China sebagai negara pengekspor besar untuk bergabung dengan merevisi perjanjian tersebut. "Rancangannya adalah dengan memungkinkan negara lain bergabung," ucap Menteri Perdagangan Australia, Steven Ciobo.
Sementara opsi revisi perjanjian masih terus digodok, Turnbull juga tak menutup kemungkinan AS mengubah keputusannya, meskipun selama ini Trump ingin menyelamatkan industri dalam negeri negaranya dengan menarik diri dari perdagangan bebas internasional.
Pasalnya, sejumlah anggota Kongres AS mendukung TPP. Menteri Luar Negeri AS pilihan Trump, Rex Tillerson, bahkan juga dikabarkan mendukung keikutsertaan AS dalam TPP.
(has)