WNI yang Dideportasi Diduga eks Pejabat Kemenkeu

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Kamis, 26 Jan 2017 23:38 WIB
Seorang sumber di lingkungan aparat keamanan RI menyebut WNI yang dideportasi karena diduga terkait ISIS adalah mantan pejabat Kemenkeu.
Seorang sumber menyebut WNI yang dideportasi terkait ISIS adalah mantan pejabat Kemenkeu. (REUTERS/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Warga negara Indonesia yang dideportasi Turki karena diduga terlibat dengan kelompok teror ISIS disebut sebagai mantan pejabat Kementerian Keuangan.

Pria yang berangkat ke Turki untuk bergabung dengan ISIS di Suriah itu dideportasi bersama istri dan tiga anaknya, empat hari setelah 17 warga Indonesia lain dipulangkan karena dugaan serupa.

“Orang itu punya posisi yang bagus di Kementerian Keuangan. Dia menempuh pendidikan di sekolah-sekolah ternama Indonesia dan mendapatkan gelar Master Kebijakan Publik dari Flinders University di Adelaide, Australia,” kata seorang sumber yang dikutip Channel News Asia, Kamis (26/1).

“Dia orang yang punya kehidupan baik di Indonesia… pekerjaan bagus, keuangan stabil,” ujar pekabat keamanan itu.

Dia menjual rumahnya untuk mendapatkan uang ongkos ke Suriah karena ingin hidup di bawah kekhalifahan, ujar sang sumber.

Keluarga tersebut meninggalkan Indonesia pada 15 Agustus 2016 melalui Thailand untuk menghindari kecurigaan aparat. Kemudian, mereka terbang ke Istanbul tiga hari setelahnya.

Di Istanbul, mereka bertemu dengan warga Indonesia berinisial I yang membawanya ke rumah aman. Mereka berpindah tempat beberapa kali selama di kota tersebut.

“Mereka ditangkap militer Turki dalam penggerebekan 16 Januari dan dibawa ke kantor polisi, ditahan selama sepekan dan dikembalikan ke Indonesia,” kata sumber.

Secara terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan kelima orang itu berasal dari Cilincing, Jakarta Utara. Mereka adalah TUAB (39), NK (44), NA (12), MSU (7), dan MAU (3).

“Mereka dipulangkan ke Indonesia dengan rute penerbangan dari Istanbul menuju Denpasar, Bali,” kata Rikwanto.

Sepanjang 2016, Kepolisian memperkirakan ada sebanyak 600 WNI yang berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS dan kelompok teror lainnya, Jabhat al-Nusra.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER