Mahasiswa Keturunan Perancis Jadi Tersangka Penembakan Quebec

Abraham Utama | CNN Indonesia
Selasa, 31 Jan 2017 03:27 WIB
Otoritas keamanan Kanada belum memastikan motif penembakan di sebuah masjid di Quebec. Aksi itu disebut fenomena 'lone wolf' dalam perkembangan terorisme.
Otoritas keamanan Kanada belum memastikan motif penembakan di sebuah masjid di Quebec. Aksi itu disebut fenomena lone wolf dalam perkembangan terorisme. (Reuters/Mathieu Belanger)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang mahasiswa keturunan Perancis ditetapkan menjadi tersangka tunggal pada aksi penembakan di sebuah masjid di Quebec, Kanada, Senin (30/1) waktu setempat. Mengutip Reuters, seorang sumber menyebut mahasiswa itu bernama Alexandre Bissonnette.

Otoritas keamanan Kanada menduga, Bissonnette yang kini telah berada dalam tahanan melakukan aksi teror tanpa berhubungan dengan jaringan teror manapun. Mahasiswa itu disebut sebagai lone wolf.

Hingga berita ini diturunkan, kepolisian Quebec belum dapat memastikan motif di balik penembakan yang dilakukan Bissonnette. Namun, mahasiswa itu akan segera dibawa ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terpisah, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut penembakan di Centre Culturel Islamique de Québec sebagai serangan teroris. "Sungguh, ini adalah aksi terorisme," ujarnya kepada anggota Majelis Rendah.
Secara khusus, Trudeau menyampaikan pesan kepada komunitas Muslim di negaranya. Ia berkata, Kanada sangat terbuka dan menghormati penganut Islam.

"Kejadian keji kemarin bukan hanya kejahatan terhadap komunitas Muslim, tapi seluruh warga negara Kanada. Kami akan melindungi dan berdiri di belakang kalian," tuturnya.

Penembakan yang dituduhkan kepada Bissonnette merupakan kejadian luar biasa di Quebec. Pasalnya, di kota berpenduduk sekitar 500 ribu jiwa itu hanya terjadi dua kasus pembunuhan pada 2015.

Penembakan di ruang publik merupakan hal yang hampir mustahil di Kanada karena pengawasan pemerintah setempat terhadap peredaran senjata api lebih ketat dibandingkan Amerika Serikat.

Saat berita ini ditulis, Reuters melaporkan, enam orang telah kehilangan nyawa akibat penembakan tersebut. Sementara itu, lima orang dalam kondisi kritis dan 12 lainnya mengalami luka minor.
(abm)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER