Tentu saja China bisa menjadi ganjalan bagi Trump. China diam-diam sudah menyiapkan perang dagang.
“Departemen perdagangan China telah membuat daftar langkah balas dendam—perusahaan AS akan terkena berbagai macam tarif jika AS memulai perang dagang,” kata Lam dari Universitas Hong Kong.
Hal ini tidak bisa dipandang enteng, terutama bagi presiden AS yang legitimasinya dinilai dari mewujudkan janji menciptakan lapangan kerja dan menghidupkan kembali perekonian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ingat dalam 20 tahun ke depan Boeing memproyeksikan penjualan pesawat senilai US$1 triliun ke China. Jika ada tarif, perusahaan terkenal AS ini akan terkena dampaknya. Ini baru satu contoh,” kata Jing Ulrich, dari JPMorgan Chase Asia Pasifik.
China bisa juga mengambil langkah di sektor lain. Negara ini bisa menekan Taiwan secara ekonomi dan lebih agresif di Laut China Selatan atau meningkatkan hubungan dengan Korea Utara.
Shen Dingli, dari Universitas Fudan, mengatakan China siap berunding dengan AS dan kedua negara bisa menyelesaikan perbedaan pendapat di sektor perdagangan. Tetapi masalah Taiwan tidak bisa diganggu gugat.
“Kita tidak bisa memperlakukan Taiwan sebagai modal tawar menawar,” ujarnya.
“Jika Trump masih memainkan Taiwan sebagai kartu, China dan AS akan terlibat dalam konfrontasi serius. Mudah-mudahan bukan ini yang diinginkan oleh Trump.”
(yns)