Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang wartawan Perancis mengeluh diusir secara paksa dari sebuah konferensi pers usai mengajukan pertanyaan pada Marine Le Pen, kandidat calon presiden sekaligus pemimpin partai sayap kanan Perancis, Front National (FN).
Paul Larrouturou bersama timnya dari program berita
TF1 Quotidien diusir Le Pen usai meminta konfirmasi dan tanggapan mengenai rumor penyalahgunaan dana Parlemen Uni Eropa. Sejumlah isu beredar bahwa Le Pen menggunakan miliaran dana parlemen untuk menggaji staf partai politiknya.
"Saya wartawan terakreditasi di sini, Anda tidak dapat menghentikan saya untuk bertanya pada Le Pen," ungkap Larrouturou saat digiring keluar secara paksa oleh dua penjaga keamanan seperti dikutip
The Guardian, Jumat (3/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua penjaga tersebut dilaporkan bahkan sempat memukul salah satu kamera tim Larrouturou tersebut. Wartawan itu menuduh perlakuan keras penjaga keamanan dilakukan atas perintah tim keamanan Partai FN.
Sementara itu, perusahaan keamanan swasta yang bertugas dalam acara itu mengaku para petugasnya diminta mengeluarkan Larrouturou dan timnya dari tempat acara lantaran telah bertindak provokatif.
Juru bicara Partai FN mengatakan pihaknya tidak bertanggung jawab atas insiden pengeluaran paksa wartawan tersebut.
Insiden seperti ini juga pernah dialami Larrouturou sebelumnya. Pada 2015 lalu, polisi menyelamatkan dia dan timnya dari kerumunan massa partai saat peringatan hari tradisional FN pada 1 Maret.
Di sisi lain, isu penyalahgunaan dana ini muncul ketika parlemen Eropa memerintahkan Le Pen untuk mengembalikan dana sekitar 300 ribu euro atau setara dengan Rp4,3 miliar.
Alih-alih memakai dana tersebut untuk menggaji staf parlemen, Le Pen dituding malah menggunakan dana tersebut untuk membayar pengawal pribadi dan sejumlah partner politiknya di Paris.
Karena Le Pen menolak mengembalikan uang tersebut, gajinya sebagai anggota parlemen Eropa terancam dipotong bahkan pengeluarannya terancam disetop.
(aal)