Insiden di Suriah, Rusia Klaim Dapat Koordinat dari Turki

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 10 Feb 2017 18:41 WIB
Rusia mengaku mendapatkan koordinat sasaran dari pasukan Turki sebelum menggempurkan serangan udara di Suriah yang akhirnya menewaskan 3 tentara Erdogan.
Rusia mengaku mendapatkan lokasi sasaran dari pasukan Turki sebelum menggempurkan serangan udara di Suriah yang akhirnya tewaskan 3 tentara Erdogan. (AFP Photo/Maxim Shemetov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia mengaku diberi informasi koordinat oleh Turki sesaat sebelum menggempur ISIS di salah satu gedung di Suriah yang ternyata juga menewaskan tiga tentara Presiden Recep Tayyip Erdogan.

"Sayangnya saat menggempur teroris [ISIS] tentara kami dipandu dengan koordinat yang diberikan pasukan Turki. Militer Turki seharusnya tidak memberikan koordinat-koordinat itu," ujar Juru Bicara Kantor Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/2).

Berdasarkan laporan militer Turki, kejadian bermula saat jet tempur Rusia menghantam sebuah bangunan di dekat Kota Al-Bab, di mana personel Turki tengah menargetkan ISIS. Insiden terjadi pada Kamis (9/2) pukul 08.40 pagi waktu setempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peskov mengatakan, insiden ini terjadi lantaran minimnya koordinasi intelijen antara kedua pihak saat menggelar operasi gabungan tersebut.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, dikabarkan sudah menyatakan belasungkawanya kepada Erdogan.

"Kejadian ini terjadi karena kurangnya kordinasi dalam memberikan informasi titik koordinat, dan hal ini yang akan saya telaah," katanya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Wakil Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus, mengatakan bahwa pemerintahnya juga akan menyelidiki lebih lanjut insiden militer ini.

"Kami sedang menyelidiki masalah ini. Informasi awal menunjukan insiden ini adalah kecelakaan akibat adanya salah informasi dan salah perhitungan koordinat," ucapnya.

Melanjutkan pernyataannya, Kurtulmus mengatakan, "Kordinasi dan komunikasi yang lebih dekat lagi jelas diperlukan baik antara koalisi militer maupun dengan Rusia."

Militer kedua negara menggencarkan operasi serangan udara gabungan melawan ISIS sejak pertengahan Januari lalu, setelah selama ini berselisih paham dalam perang sipil Suriah.

Kerja sama antar kedua negara ini tak pernah terpikirkan sebelumnya. Pasalnya, hubungan Moskow dan Ankara sempat memanas, bahkan terputus akibat insiden penembakan pesawat tempur angkatan udara Rusia oleh Turki di perbatasan Suriah pada November 2015 silam. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER