Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pilot United Airlines diturunkan dari pesawat beberapa saat sebelum tinggal landas karena meracau soal Donald Trump, Hillary Clinton dan perceraian lewat interkom.
Di Indonesia, kejadian serupa pernah terjadi pada pilot Tekad Purna yang diturunkan karena diduga mabuk. Namun, kali ini peristiwa terjadi di Amerika Serikat.
Perjalanan dari Austin ke San Francisco tertunda setelah sang pilot yang tidak disebutkan namanya terlambat menaiki pesawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia kemudian meminta maaf kepada penumpang melalui interkom, menyatakan keterlambatannya itu terjadi lantaran dirinya akan bercerai.
Pilot itu kemudian digiring keluar. Rekaman video menunjukkan perempuan berpakaian sipil itu mengatakan kepada penumpang bahwa dirinya akan berhenti agar kopilotnya bisa menerbangkan pesawat.
Sebagaimana dilaporkan
The Independent yang mengutip
Buzzfeed News, Senin (13/2), pada satu titik pilot itu mengatakan, "jangan khawatir. Saya akan membiarkan kopilot saya menerbangkan pesawat ini. Dia seorang pria."
Selain itu, dia juga menyinggung pemilihan presiden Amerika Serikat yang dimenangkan Donald Trump.
"Saya tidak peduli jika kalian memilih Trump atau Clinton," ujarnya sebelum menyebut kedua orang itu dengan kata kasar.
Sejumlah penumpang dilaporkan sempat mencoba untuk turun dari pesawat ketika pilot itu berbicara.
"Orang-orang mulai merasa tidak nyaman dan beberapa di antara kami pergi. Sementara pilot mengatakan tidak apa-apa jika kami mau turun, tapi pesawat harus pergi," ujar Hayes Davis, seorang penumpang.
Sementara seorang juru bicara United Airlines mengatakan pihaknya selalu menjunjung standar tinggi untuk para pegawainya. "Kami telah mengganti pilot ini dengan yang baru untuk mengoperasikan pesawat, yang kini telah berangkat ke Austin. Kami mohon maaf."