Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin menampik tudingan sekitar 5 ribu demonstran yang menggelar unjuk rasa di Moskow.
Demonstrasi itu digelar bertepatan dengan peringatan 2 tahun pembunuhan politikus sekaligus pemimpin oposisi pemerintah, Boris Nemtsov, yang tewas dibunuh pada 2015 lalu.
Lima orang termasuk seorang perwira keamanan telah diadili karena dituding terlibat kasus pembunuhan kritikus Putin yang paling vokal ini. Sejumlah rumor bahkan beredar Putin terlibat dalam kematian Nemtsov ini.
Dalam demonstrasi itu warga dilaporkan menyudutkan Presiden Vladimir Putin sambil menggaungkan aksi penolakan mereka terhadap pemerintah yang dinilai kurang berdemokrasi dan pro-peperangan.
“Saya sangat tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan. Apa yang mereka katakan tentang Presiden Putin sungguh tidak benar,” kata Galuzin di Kedubes Rusia di Jakarta, Senin (27/2).
Dalam aksinya, para pendemo menuntut pemerintah untuk menjadikan Rusia sebagai negara yang benar-benar demokratis dan mendukung terciptanya perdamaian dunia.
Tak hanya di Moskow, sekitar 2 ribu pemrotes juga ikut turun berdemo di jalanan Kota St Petersburg. Para demonstran meneriakkan slogan dalam spanduk yang mereka bawa, bertuliskan “Rusia akan bebas!” dan “Putin adalah Perang!”
Membela pemimpinnya, Galuzin menegaskan bahwa Putin bersama pemerintahannya bersungguh-sungguh dalam menciptakan perdamaian dunia.
Sebagai contoh, kata Galuzin, atas peran aktif Rusia pemerintah Suriah dan pemberontak berhasil mencapai gencatan senjata, memberi harapan baru perdamaian di negara yang dilanda konflik selama enam tahun itu.
“Ini baru salah satu contoh saja yang menunjukkan bahwa Rusia dan Presiden Putin bersungguh-sungguh menciptakan perdamaian. Para pendemo sudah salah meduduh Rusia seperti yang mereka sangka,” tuturnya.
Galuzin juga menjelaskan, aksi unjuk rasa ini menampik kekhawatiran sejumlah pihak seperti negara Barat mengenai kebebasan berekspresi dan berpendapat di Rusia.
Galuzin menganggap, demonstrasi yang sangat mengkritik pemerintah tersebut merupakan bentuk bahwa Rusia merupakan negara yang demokratis.
"Berhasilnya para pendemo menggelar aksinya itu kan tanda bahwa Kremlin menjamin kebebasan berekspresi dan berpendapat masyarakatnya dalam konstitusi,” katanya.
Lebih dari 15 ribu warga bahkan dikabarkan terlibat dalam protes anti-Putin yang berlangsung di seluruh penjuru Rusia. Sejumlah pemimpin oposisi terkemuka seperti eks Perdana Menteri Mikhail Kasyanov turut hadir dalam demo tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(aal)