Jakarta, CNN Indonesia -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengonfirmasi penangkapan salah satu warga Indonesia di Malaysia yang diduga terlibat kelompok terorisme.
“KBRI sudah dapat informasi. Yang bersangkutan ditangkap tanggal 21 Februari lalu karena dicurigai mengikuti kelompok tertentu yang akan melancarkan serangan teror di Malaysia,” ujar Arrmanatha, di Jakarta, Senin (6/3).
Arrmanatha mengungkapkan, setelah tiba di Malaysia, WNI tersebut sebenarnya berencana pergi ke Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, pemerintah sudah berhasil mendapatkan akses kekonsuleran dan bertemu WNI tersebut pada 1 Maret kemarin.
“KBRI kita sudah melakukan pendampingan. Jika dibutuhkan bantuan hukuman tentu akan ada pengacara,” kata Arrmanatha.
Diberitakan
Channel NewsAsia, Minggu (5/3), WNI ini merupakan salah satu dari tujuh orang terduga teroris yang ditangkap kepolisian Malaysia secara terpisah.
Ia ditangkap bersama satu warga Malaysia. Keduanya dikabarkan bekerja sebagai teknisi di salah satu pabrik di Negeri Jiran itu.
Menurut investigasi kepolisian, mereka menerima arahan dari Mohammad Wanndy Mohamad Jedi untuk meluncurkan serangan bom di Malaysia sebelum bertolak ke Suriah untuk berbaiat pada ISIS.
Mohammad Wanndy merupakan warga Malaysia yang terlibat ISIS dan pelaku serangan teror di Kelab malam Movida, Puchong, pada 2016 lalu.
Sejumlah paspor internasional, uang senilai 270 ribu Ringgit Malaysia (RM) atau setara dengan Rp810 juta turut disita dalam penangkapan itu. Uang tersebut diyakini akan dikirimkan ke Suriah untuk mendukung kelompok teroris pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu.
Sementara itu, tersangka ketiga tertangkap pada 23 Februari di Selangor. Pria berusia 37 tahun ini diyakini merupakan anggota kelompok teror dari kawasan Asia Timur dan menjadikan Malaysia sebagai tempat perhentian sementaranya.
Empat tersangka lain ditangkap pada 26 Februari lalu di Cyberjaya, Selangor. Keempat terduga itu berasal dari Yaman yang diyakini sebagai anggota kelompok pemberontak di negara itu.
(has)