FBI: Tak Ada Bukti Pendukung Klaim Trump soal Peretasan Obama

CNN Indonesia
Selasa, 21 Mar 2017 02:12 WIB
Hingga saat ini, Trump sendiri tak membeberkan bukti konkret dari tuduhan yang ia lontarkan melalui akun Twitter pribadinya pada 4 Maret lalu itu.
Dalam sesi dengar pendapat ini, James Comey mengakui bahwa FBI sedang menyelidiki dugaan kontak antara tim kampanye Trump dan Rusia (Gary Cameron)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI), James Comey, menyatakan bahwa pihaknya tak memiliki informasi pendukung klaim Presiden Donald Trump yang menuding Barack Obama menyadap kantor tim kampanye sang taipan real estate tersebut pada 2016 lalu.

“Dengan menghormati kicauan presiden mengenai penyadapan terhadap dirinya oleh pemerintahan sebelumnya, saya tak memiliki informasi yang mendukung kicauan tersebut,” ujar Comey dalam sesi dengar pendapat dengan Komite Intelijen Dewan Perwakilan AS, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (20/3).

Tak hanya itu, Comey juga mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kehakiman. Hasilnya, Kementeritan Kehakiman juga tidak memiliki informasi mengenai tudingan Trump tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga saat ini, Trump sendiri tak membeberkan bukti konkret dari tuduhan yang ia lontarkan melalui akun Twitter pribadinya pada 4 Maret lalu itu. Beberapa pihak menganggap, isu ini sengaja dilempar untuk mengalihkan perhatian publik dari penyelidikan mengenai kontak antara tim kampanye Trump dengan Rusia.

Tudingan ini diutarakan hanya berselang dua hari setelah Jaksa Agung AS, Jeff Sessions, menampik tudingan yang menyebut dirinya dua kali bertemu dengan Duta Besar Rusia, Sergey Kislyak, untuk membahas soal kampanye Trump menuju kursi presiden, tahun lalu.

Dalam sesi dengar pendapat ini, Comey mengakui bahwa FBI memang sedang menyelidiki dugaan kontak antara tim kampanye Trump dan Rusia. Namun, ia enggan menjabarkan lebih lanjut mengenai perkembangan investigasi ini karena proses penyelidikan masih berjalan.

Meskipun masih dalam penyelidikan, komunitas intelijen AS sudah menyampaikan kesimpulan bahwa Rusia memang berupaya membantu Trump agar menang dalam pemilu dengan meretas surat elektronik Partai Demokrat. Comey mengatakan, kesimpulan ini sangat logis mengingat Rusia selama ini menentang rival Trump dalam pemilu, Hillary Clinton.

“Saya rasa, komunitas intelijen sangat mudah menilai itu. (Vladimir) Putin (Presiden Rusia), sangat membenci Clinton sehingga dengan sangat mudah mendukung orang yang berupaya melawan orang yang sangat dia benci,” kata Comey.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER