Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, otoritas berwenang telah memegang identitas pelaku serangan mematikan di gedung parlemen pada Rabu (23/3) sore. Pria yang menabrak pejalan kaki dan menikam seorang anggota polisi itu diketahui warga asli Inggris.
"Identitas pelaku telah diketahui oleh pasukan intelijen MI5. Yang bisa saya konfirmasi itu dia merupakan pria kelahiran Inggris," kata May saat berbicara di depan majelis rendah parlemen seperti dikutip
CNN pada Kamis (23/3).
Meski tak membeberkan identitas sang pelaku, May menegaskan pria tersebut pernah menjadi subjek penyelidikan polisi MI5 terkait kekerasan ekstremisme.
Dia juga menuturkan, pelaku adalah sosok terpinggirkan yang selama ini tidak pernah menjadi incaran intelijen pemerintah. Kepolisian juga tidak mendapat informasi intelijen apapun mengenai rencana teror ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia adalah sosok perifer. Kasus ini bersejarah. Dia bukan bagian dari gambaran intelijen saat ini. Tidak ada informasi intelijen yang didapat mengenai rencana aksi teror ini," katanya.
"Saat pertimbangan dan keadaan memungkinkan, kami akan publikasikan identitasnya."
[Gambas:Video CNN]Selain itu, May juga mengonfirmasi ada delapan orang yang ditangkap kepolisian terkait insiden teror di jantung Kota London tersebut, dalam serangkaian penggerebekan yang dilakukan sejak Rabu malam.
Insiden teror di kompleks pemerintahan sekaligus situs wisata Inggris ini menjadi yang terparah sejak 2005 lalu.
Kejadian bermula ketika sebuah mobil melaju kencang melalui Jembatan Westminster, menabrak pejalan kaki, serta melukai setidaknya tiga petugas kepolisian yang sedang berada di lokasi.
Sang pelaku kemudian menabrakkan mobilnya, yang dilaporkan bermerk Hyundai 4x4, ke pagar pembatas. Dia bergegas turun dari mobil dan berusaha mendekati gedung parlemen, kemudian menikam seorang petugas keamanan sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi.
Tiga korban tewas dalam insiden ini termasuk seorang polisi.
Sementara sekitar 40 korban lainnya mengalami luka-luka, termasuk belasan turis asing yang diantaranya terdiri dari 11 warga Inggris, empat warga Korea Selatan, tiga warga Perancis, dua warga Rumania, dua warga Yunani, seorang warga Amerika Serikat, Jerman, dan Italia, yang tengah berada di tempat kejadian.