Jakarta, CNN Indonesia -- Inggris akan menggelar latihan operasi kontra-terorisme besar-besaran di wilayah Skotlandia dan utara negaranya pada Oktober mendatang.
"Operasi ini merupakan bagian penting untuk memastikan kepolisian dan badan lainnya memahami betul sumber dan data intelijen dari pasukan keamanan Inggris guna mencegah terorisme di tanah kami," ujar Perdana Menteri Inggris, Theresa May, sebagaimana dilansir
Reuters.
Dalam pernyataan resmi tersebut, May mengatakan bahwa latihan operasi semacam ini akan dilakukan rutin secara berkala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan ini disampaikan sekitar sepekan setelah serangan teror mengguncang jantung ibu kota London dan menewaskan total empat orang, termasuk sang pelaku.
Saat itu, pelaku yang teridentifikasi bernama Khalid Masood mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan menabrak pejalan kaki di Jembatan Westminster.
Ia kemudian menabrakkan mobilnya ke pagar pembatas, berlari ke arah pintu masuk parlemen dan menikam seorang petugas kepolisian. Masood akhirnya tewas setelah ditembak oleh polisi berpakaian preman.
Dalam proses penyelidikan, terungkap fakta bahwa Masood menggunakan aplikasi Whatsapp sebelum menjalankan aksinya. Pemerintah pun meminta agar badan keamanan diberikan akses ke layanan bertukar pesan terenkripsi seperti Whatsapp.
Polisi menyatakan masih belum tahu alasan Masood melaksanakan aksi tersebut. Meskipun ISIS mengklaim sebagai dalang di balik serangan ini, otoritas masih meyakini Masood bekerja sendiri.
Meskipun demikian, penyidik masih mencari tahu kemungkinan dia diarahkan atau dipengaruhi orang lain.