Jakarta, CNN Indonesia -- Berselang sehari setelah insiden teror di London, kepolisian Belgia menahan satu pria yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi ke arah kerumunan di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Antwerp pada Kamis (23/2).
“Sebuah kendaraan dengan pelat Perancis mencoba berkendara dengan kecepatan tinggi ke Meir (jalan pusat perbelanjaan). Seorang pria ditahan,” ujar kepala kepolisian Antwerp, Serge Muyters, sebagaimana dilansir
AFP.
Otoritas setempat kemudian memeriksa mobil yang dikendarai oleh pria tersebut dan menemukan sejumlah senjata, seperti senapan dan pedang di dalam bagasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Beberapa senjata ditemukan di dalam bagasi, berbagai pedang, senapan dan satu botol cairan yang belum teridentifikasi,” demikian bunyi pernyataan kantor kejaksaan setempat.
Menurut data yang dihimpun kantor kejaksaan di lokasi, pria tersebut bernama Mohamed R., warga negara Perancis kelahiran 8 Mei 1977. Ia mengendarai mobilnya dengan sangat kencang hingga para pejalan kaki melompat menghindar.
Hingga kini, belum diketahui motif pria tersebut berkendara dengan kecepatan tinggi ke arah kerumunan di Antwerp. Namun, otoritas setempat memang sedang dalam siaga tinggi setelah insiden di London pada Rabu (22/3).
Dalam serangan tersebut, pelaku melaju dengan kecepatan tinggi, menabrak kerumunan pejalan kaki di Jembatan Wesminster. Ia kemudian menabrakkan mobilnya pembatas Gedung Parlemen, keluar dan berlari ke arah gerbang masuk, menusuk seorang penjaga, sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi.
Serangan yang merenggut lima nyawa dan melukai puluhan orang lainnya ini mirip dengan sejumlah insiden sebelumnya. Insiden semacam ini pertama kali terjadi di Nice, Perancis, ketika pengendara truk menabraki kerumunan dan menewaskan 86 orang.
Insiden serupa kembali terjadi di Berlin, Jerman, pada 12 Desember lalu. Saat itu, sebuah truk melaju kencang ke arah kerumunan pengunjung pasar yang menyediakan keperluan Natal dan menewaskan 12 orang.