Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengaku Indonesia terbebani dengan banyaknya warga negara asing yang mencari suaka. Menurut Wiranto, hal tersebut menambah beban pekerjaan pemerintah.
"Pasti
dong, itu beban karena ada tambahan pekerjaan," kata Wiranto saat ditemui di kantornya, Senin (10/4).
Tujuan para pencari suaka tersebut sebenarnya bukanlah Indonesia. Terlebih, sejak awal Indonesia tidak pernah mengajukan diri sebagai negara tujuan suaka. Umumnya, para pencari suaka tersebut memilih Australia sebagai negara tujuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun untuk bisa tiba di Australia dan diterima sebagai pencari suaka, para WNA tersebut harus menunggu persetujuan dari UNHCR. Indonesia dijadikan lokasi persinggahan selama proses penantian tersebut.
Seiring berjalannya waktu, para pencari suaka pun mulai memindahkan incarannya dari Australia ke Indonesia. Hal itulah yang dianggap Wiranto bisa memberikan beban bagi pemerintah.
Oleh sebab itu, Wiranto lantas meminta International Organization for Migrain (IOM) dan UNHCR, untuk bisa menyelesaikan masalah di negara asal pengungsi.
“Jika masalah di hulu tak diselesaikan maka pengungsi akan terus mengalir. Kita jangan menjadi pemadam kebakaran,” ujar mantan Panglima ABRI tersebut.
"Kita sepakat harus sama-sama fokus menyelesaikan masalah-masalah domestik negara asal pengungsi agar bisa menekan populasi dari pengungsi itu."
Adapun IOM menyambangi kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan guna memberikan laporan terkait aktivitas migrasi yang melibatkan Indonesia.
Dalam pertemuannya dengan Menko Polhukam Wiranto, Kepala Misi IOM Indonesia Mark Getchell menyebutkan, kini Indonesia mulai dilirik pengungsi sebagai negara suaka.