Jakarta, CNN Indonesia -- Bom berkekuatan besar milik Amerika Serikat yang disebut 'induk dari segala bom (Mother of All Bombs) menewaskan 36 militan ISIS di timur Afghanistan.
“Sebagai akibat pengeboman, tempat persembunyian kunci Daesh (ISIS) dan kompleks terowongan hancur, dan 36 militan ISIS tewas,” bunyi pernyataan dari Kementerian Pertahanan AS.
Dilansir AFP pada Jumat (14/4), pihak Kepresidenan Afghanistan mengatakan bahwa langkah-langkah untuk mencegah korban sipil sudah diambil sebelumnya.
Bom jenis GBU-43/B seberat 9.797 kg itu memiliki 11 ton peledak, dan dijatukan dari pesawat MC-130 di distrik Achin, Provinsi Nangarhar, dekat dengan perbatasan Afghanistan pada Kamis malam waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden AS Donald Trump misi itu “sangat, sangat sukses.”
“GBU 43/B merupakan bom non-nuklir terbesar yang pernah digunakan dalam pertempuran,” kata juru bicara Angkatan Udara AS Kolonel Pat Ryder.
[Gambas:Video CNN]Gubernur distrik Achin Esmail Shinwari mengatakan bahwa bom mendarat di area Momand Dara, Achin.
“Ledakan itu adalah yang terbesar yang pernah saya saksikan. Api menjulan di wilayah itu,” kata Shinwari. “Kami tidak tahi soal korban sejauh ini, namun karena wialay itu merupakan basis Daesh, kami rasa banyak militannya yang tewas.”
AS sendii telah banyak melancarkan serangan di wilayah itu sejak Agustus tahun lalu.
Dalam beberapa tahun terakhir, ISIS telah melebarkan sayap ke wilayah Afghanistan, menarik banyak anggota Taliban untuk berpaling. Namun mereka terus kehilangan kekuatan akibat gempuran serangan udara AS dan serangan darat dari militer Afghanistan.