George HW Bush juga sama-sama berasal dari Partai Republik, tapi ia lebih memilih tidak mengunjungi Indonesia. Sementara anaknya, George W Bush, dua kali mengunjungi Indonesia.
Pertama, Bush bertemu dengan Presiden Megawati Soekarnoputri dan sejumlah tokoh muslim Indonesia di Bali, pada 22 Oktober 2003. Pertemuan ini berkaitan dengan kampanye Bush memerangi terorisme sekaligus memberi dukungan terhadap Indonesia yang baru dihantam oleh serangan teror Bom Bali.
Tiga tahun kemudian, pada 20 November 2006, Bush bertandang lagi ke Indonesia untuk bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta. Kunjungan ini pun masih berkaitan dengan terorisme.
Namun, perlu dicatat bahwa pendahulu Bush dari Partai Demokrat, Bill Clinton, pun bertemu Soeharto pada November 1994. Saat itu bahkan dia menganggap penting Indonesia lebih dari sekedar perspektif strategis politik dan ekonomi, tetapi juga budaya.
Setelah Barack Obama memimpin Amerika sepanjang dua periode, Partai Republik kembali berkuasa setelah Donald Trump memenangkan pemilu akhir 2016 lalu. Baru beberapa bulan menjabat, Wakil Presiden Mike Pence sudah mengunjungi Indonesia, meski sang presidennya masih belum menunjukkan tanda-tanda akan turut melawat.
Dalam pertemuan, keduanya dikabarkan akan membahas sejumlah isu bilateral seperti keamanan dan terorisme. Selain kedua isu tersebut, dua orang sumber Reuters di pemerintah Indonesia juga mengabarkan pertemuan ini juga terkait kontrak usaha pertambangan anak perusahaan tambang AS Freeport McMoran Inc., PT Freeport Indonesia.
Masalah ini diangkat lantaran Freeport mengancam akan membawa sengketa ini ke pengadilan arbitrase jika kedua pihak belum juga menemukan kata sepaham terkait aturan izin rekomendasi ekspor dengan ketentuan status Kontrak Karya.
Di saat yang sama, AS pun sedang disibukkan oleh krisis nuklir negeri komunis, Korea Utara. Kunjungan Pence seolah menjadi pengingat akan kedatangan Nixon dan Ford yang bertepatan dengan perang terhadap ideologi kiri serta intervensi Amerika di Vietnam.
Di Asia, Indonesia mempunyai posisi geografis yang cukup strategis, seandainya peperangan pecah karena niat kuat Kim Jong-un mengembangkan program senjatanya. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pun menyebut isu Korea Utara mungkin akan menjadi bahasan dalam pertemuan Pence dengan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla.
Hal itu dikemukakan Retno saat menyambut kedatangan Pence di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu malam (19/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu mengenai itu isunya masih terbuka, pertemuan belum dimulai, tapi kita bisa prediksi dalam pertemuan Presiden dan Wapres AS, selain masalah bilateral juga akan bicara soal isi-isu kawasan dan internasional yang menjadi kepentingan bersama," kata Retno.