WNI Tawanan Abu Sayyaf Jadi Agenda Utama Jokowi ke Filipina

CNN Indonesia
Selasa, 25 Apr 2017 20:32 WIB
Dalam lawatannya ke Manila, Filipina, 28 April mendatang Presiden Jokowi dan Duterte akan membahas soal pembebasan WNI yang ditawan Abu Sayyaf.
Presiden Joko Widodo akan menemui Presiden Rodrigo Duterte di Manila, Filipina, 28 April mendatang. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo direncanakan bertandang ke Manila, Filipina, pada 28 April mendatang dan bertemu dengan Presiden Rodrigo Duterte.

Dalam pertemuan bilateral itu, Jokowi dikabarkan akan menekankan pembahasan perlindungan warga Indonesia dan meminta Duterte terus membantu upaya pembebasan sejumlah WNI yang masih disandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf.

“Perlindungan WNI jadi salah satu perhatian Presiden Jokowi saat bertemu dengan Presiden Duterte nanti. Kami memohon Filipina terus bantu bebaskan WNI yang masih ditahan oleh Abu Sayyaf,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, di gedung Kemlu, Selasa (25/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abu Sayyaf menjadi salah satu tantangan keamanan tak hanya bagi Filipina, tapi juga Indonesia. Kelompok ini dikenal kerap melakukan penculikan, pembajakan kapal nelayan, dan tak segan membunuh sanderanya jika uang tebusan tak kunjung dibayar.


Kapal nelayan Indonesia beserta awaknya kerap menjadi incaran kelompok yang berafiliasi dengan ISIS ini. Abu Sayyaf masih menahan sekitar 19 orang, tujuh di antaranya merupakan warga negara Indonesia.

Arrmanatha mengatakan, pemerintah RI terus berkoordinasi dengan Filipina mengupayakan pembebasan ketujuh orang tersebut.

Filipina bersama Malaysia dan Indonesia juga sepakat melakukan patroli pengamanan laut terkoordinasi di wilayah yang kerap menjadi sasaran pembajakan Abu Sayyaf, seperti di perairan selatan Filipina, Sulu, dan Sulawesi.

Selain isu perlindungan WNI, lanjut Arrmanatha, isu keamanan maritim juga akan diangkat Presiden Jokowi dalam pertemuan kenegaraan tersebut.

Di Filipina, Jokowi juga akan meresmikan pembukaan jalur pelayaran perdagangan baru antara kedua negara yang tertuang dalam Joint Declaration on the Establishment of Sea Connectivity.


Jalur pelayaran baru dengan rute Davao-General Santos-Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara ini, akan mempersingkat jalur ekspor-impor kedua negara.

Selain itu, di Manila, Duterte dan Jokowi juga akan meneken dua Nota Kesepahaman (MoU) dalam sektor pertanian dan konektivitas pertumbuhan ekonomi.

“Dengan pengurangan waktu tempuh perdagangan laut ini diharapkan bisa mempererat perdagangan Filipina-RI, karena jalur ini bisa dilalui kapal kargo yang mampu mengangkut hingga 500 kontainer sekali jalan,” tutur Direktur Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika, Benyamin Scott Carnadi.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER