Kontroversi Holocaust Bayangi Kampanye Le Pen

CNN Indonesia
Jumat, 28 Apr 2017 16:20 WIB
Partai pendukung Marine Le Pen, Front National, lekat dengan reputasi anti-Yahudi dan dikhawatirkan bisa memengaruhi elektabilitas dalam pemilu Perancis.
Calon pengganti Marine Le Pen sebagai ketua partai Front National memilih mundur karena tersandung kontroversi Holocaust. (Reuters/Aziz Taher)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kontroversi mengenai sepak terjang partai Front National (FN) terkait nasib orang-orang Yahudi dalam Perang Dunia Kedua, kembali menghantui kandidat presiden Prancis Marine Le Pen. Terlebih setelah calon pengganti Le Pen, Jean-Francois Jalkh mengumumkan mundur dari posisi ketua partai, Jumat (28/4).

Falkh, yang merupakan wakil Le Pen di partai tersebut, tidak ingin mengambil posisi sebagai ketua karena tuduhan, yang dengan tegas dia bantah, bahwa dia membuat pernyataan tentang kamar gas Nazi yang patut dipertanyakan.

“Dia [Jalkh] merasa bahwa iklim politik sekarang kurang mendukung untuk dia memegang posisi sebagai ketua partai. Dia ingin bisa membela dirinya sendiri dan akan mengajukan tuntutan hukum karena kehormatannya diserang. Saya bisa mengatakan bahwa dia dengan tegas dan secara resmi membantah tuduhan tersebut,” kata anggota Front National Louis Aliot, yang juga merupakan pasangan Le Pen dalam kehidupan pribadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Adapun, posisi ketua partai akan diambil alih oleh Steve Briois, Wali Kota Henin-Beaumont, yang merupakan kota basis pendukung Le Pen.

Adapun, awal pekan ini Le Pen mengatakan akan menempatkan pengganti sementara di posisi ketua partai, sementara dia fokus menghadapi rivalnya di pemilihan presiden Perancis, Emmanuel Macron.

Keduanya akan kembali memperebutkan suara terbanyak di pemilu putaran ke-dua, 7 Mei mendatang.

Le Pen juga terus berusaha keras menyingkirkan reputasi anti-Yahudi yang terlanjur melekat pada partainya.


Pada 2015, Le Pen mengeluarkan ayahnya, Jean-Marie Le Pen, yang merupakan pendiri partai FN. Dia juga menolak komentar sang ayah yang menyebut kamar gas Nazi adalah ‘detail’ sejarah.

Sementara, Kamis (27/4), pejabat FN menyerukan kecurangan kampanye setelah jurnalis mengomentari artikel tahun 2005 serta pernyataan Jalkh yang dianggap sebagai pendukung pandangan Robert Faurisson, seorang profesor yang dihukum di pengadilan karena membantah keberadaan kamar gas dan genosida Yahudi yang dilakukan oleh Nazi.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER