Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok pemerhati HAM, Human Rights Watch (HRW), melaporkan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad masih menggunakan gas klorin dan sarin dalam empat serangan selama enam bulan belakangan.
"Dalam enam bulan terakhir, Suriah menggunakan pesawat tempur, helikopter, dan pasukan darat untuk meluncurkan serangan gas klorin dan sarin ke Damaskus, Hama, Idlib, dan Aleppo," ujar Direktur Eksekutif HRW, Kenneth Roth, Selasa (2/5).
"Penggunaan gas saraf oleh pemerintah ini merupakan ekskalasi mematikan yang memperjelas pola penggunaan senjata kimia secara sistematis dan luas," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
HRW berhasil mewawancarai sekitar 60 saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti foto serta video terkait serangan senjata kimia di Idlib 4 April lalu yang menewaskan sedikitnya 80 orang, serta tiga serangan gas saraf lainnya pada Desember 2016 dan Maret 2017.
Lembaga itu menyebutkan, sekitar 64 orang tewas terpapar gas saraf di bagian timur Hama pada 11 dan 12 Desember lalu setelah pesawat tempur menggempur wilayah yang dikuasai kelompok ISIS tersebut.
Diberitakan
AFP, Hama kembali digempur serangan beracun pada 30 Maret lalu. Meski tak menimbulkan korban jiwa, serangan senjata kimia itu melukai puluhan warga sipil dan militan.
Menurut penelusuran HRW, keempat serangan gas saraf ini terjadi di wilayah di mana kontrol kelompok oposisi pemerintah kian mengancam rezim Assad.
Keempat serangan ini juga disebut dilakukan secara sistematis dan dalam beberapa kasus dilaporkan memang mengincar warga sipil.
HRW menuturkan, dugaan ini menguatkan bukti legal bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan memang terjadi di negara Timur Tengah ini.
Karena itu, HRW mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meminta Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk membuka penyelidikan mengenai dugaan kejahatan perang di Suriah.
Sejauh ini, Assad terus menampik segala tudingan penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri. Dalam wawancara sekitar April lalu, Assad mengklaim bahwa serangan di Khan Sheikhun "sepenuhnya" dibuat-buat.