Kalah Pemilu, Clinton Salahkan Surat FBI dan Peretas Rusia

CNN Indonesia
Kamis, 04 Mei 2017 02:55 WIB
Hillary Clinton angkat bicara soal kekalahannya dalam pemilu AS 2016. Menurutnya, dia kalah karena ikut campur peretas Rusia dan Direktur FBI James Comey.
HIllary Clinton menyalahkan surat direktur FBI dan peretasan oleh Rusia atas kekalahannya dalam pemilu 2016. (REUTERS/Shannon Stapleton)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hillary Clinton mengatakan dirinya bakal memenangi pemilihan umum Amerika Serikat 2016 lalu jika peretas Rusia dan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey tidak ikut campur di saat-saat terakhir.

Clinton mengatakan dirinya dirugikan oleh surat Comey pada 28 Oktober kepada Kongres, memberi tahu bahwa FBI tengah membuka kembali penyelidikan terhadap Clinton yang diduga menggunakan surat elektronik pribadi saat bertugas di pemerintahan.

Selain itu dia juga merasa dirugikan oleh rilis WikiLeaks terkait pencurian surel John Podesta, pemimpin tim sukses Clinton, oleh para peretas Rusia.
"Jika saja pemilihan umum digelar pada 27 Oktober, saya akan menjadi Presiden," kata Clinton dalam konferensi perempuan yang dimoderasi Christiane Amanpour, wartawan CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kampanye saya tidak berjalan sempurna, tapi saya sedang menuju kemenangan hingga akhirnya dijegal kombinasi surat Comey dan Wikileaks Rusia," kata politikus Demokrat itu soal kekalahannya pada Donald Trump.

"Alasan kenapa kami kalah saya yakin adalah peristiwa yang terjadi di 10 hari terakhir."

Clinton juga mengatakan kekalahannya juga dipengaruhi oleh permasalahan gender. Menjadi presiden perempuan pertama Amerika Serikat akan jadi "sesuatu yang sangat besar," kata dia.
Clinton bersedia bertanggung jawab secara pribadi atas kesalahan pada kampanye saat itu, tapi tidak mempersoalkan strategi yang diambil dia dan tim suksesnya. "Saya adalah kandidatnya, saya sangat sadar akan tantangangan yang ada, permasalahan, kendala yang kami alami."

Dia juga meyakini Presiden Rusia Vladimir Putin mencoba memengaruhi pemilu untuk memenangkan Trump.

Selain itu, Clinton juga mengkritik keras presiden baru AS itu atas sejumlah kebijakan luar negeri yang kontroversial dan kebiasannya di media sosial Twitter.

"Saya kembali menjadi warga aktivis--dan bagian dari perlawanan," kata Clinton, dikutip Reuters.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER