Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah lembaga penyiaran resmi negara yang didanai pemerintah Amerika Serikat diduga menggunakan uang pajak untuk mempromosikan buku baru anak Presiden Donald trump, Ivanka Trump, berjudul
Women Who Work: Rewriting the Rules for Success.
Voice of America (VOA), dilaporkan mempromosikan sebuah artikel berjudul
In New Book,
Ivanka Trump Gets Serious About Women at Work, ke situs web dan akun Twitternya.
Meski keuntungan penjualan novel terbaru Ivanka itu akan disumbangkan pada lembaga amal, banyak pihak berpendapat bahwa publikasi karya tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan Ivanka.
Sejumlah pihak menganggap artikel VOA itu meningkatkan publisitas dengan dukungan pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal ini, Ivanka segera mengumumkan akan membatalkan tur bukunya dan tidak akan tampil di media.
Hal ini dilakukannya "sebagai bentuk kehati-hatian menghindari kesalahpahaman kemunculan saya terkait jabatan resmi saya untuk mempromosikan buku ini."
Ini bukan pertama kalinya Ivanka memicu kontroversi mengenai kepentingan bisnis di tengah statusnya sebagai anak orang nomor satu di AS.
Pada Februari lalu, bisnis fesyen perempuan 35 tahun itu juga menjadi buah bibir menyusul tiga pusat perbelanjaan terbesar di AS, Nordstorm, Bergdorf Goodman dan Neiman Marcus, memutuskan untuk tidak menjual koleksi baju rancangannya.
Produk bajunya pun sempat diboikot dalam kampanye bertagar GrabYourWallet. Dalam kampanye Women’s March, banyak yang berkomitmen untuk tidak menggunakan produknya.
Seorang mantan manager tim kampanye Donald Trump, Kellyanne Conway, merasa keberatan dengan upaya boikot bisnis Ivanka ini.
Dia mengklaim, Ivanka hanya menjadi target oleh orang-orang yang tidak menyukai ayahnya.
"Saya katakan, belilah barang-barang Ivanka Trump. Label modenya itu sangat bagus," tutur Conway seperti diberitakan
The Independent.
Donald Trump pun segera menyerang tiga pusat perbelanjaan tersebut untuk membela putri kesayangannya. Sekretaris Gedung Putih Sean Spicer menyebut tindakan pusat perbelanjaan tersebut adalah "serangan langsung" kepada sang presiden.
Pernyataan Gedung Putih yang menyebut bahwa Ivanka akan menjadi penasihat pribadi Donald Trump disebut kian memicu kontroversi. Meski mengaku tak akan digaji, keterlibatan Ivanka dalam tugas-tugas resmi ayahnya dianggap tetap bisa memicu konflik kepentingan.