Hubungan Kritis, Taiwan Tetap 'Kekeuh' Beli Senjata Dari AS

CNN Indonesia
Jumat, 12 Mei 2017 19:00 WIB
Taiwan menyatakan akan tetap melakukan pembelian senjata dari Amerika Serikat kendati hal itu membuat hubungannya dengan China semakin renggang.
Taiwan menyatakan akan tetap membeli senjata dari AS, kendati hal itu membuat hubungan dengan China semakin buruk. (Reuters/Mike Blake)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hubungan Taiwan dan China yang mendingin, tidak menghalangi niat Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen membeli senjata dari Amerika Serikat. Pernyataan itu, tentu saja membuat China, yang masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari negaranya, semakin murka.

Adapun alasan Amerika Serikat menyetujui pembelian senjata dari Taiwan, karena kerjasama tersebut meningkatkan lapangan kerja di setidaknya, enam negara bagian.

“Belanja militer Taiwan mendorong perkembangan ekonomi lokal dan meningkatkan lapangan kerja di Alabama, Arizona, Florida, Utah, Ohio dan Pennsylvania," demikian pernyataan pemerintah AS, dilansir Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan produsen senjata seperti Raytheon Co, Lockheed Martin Co, Boeing Co, Sikorsky dan BAE Systems PLC, mendapatkan keuntungan besar dari belanja Taiwan untuk keperluan sistem pertahanan misil, helikopter serbu, pesawat tempur, serta kendaraan tempur lainnya.


Taiwan juga menegaskan, kendati mereka juga berusaha menciptakan sistem pertahanan domestik, pembelian senjata dari AS tetap akan berlanjut.

Taiwan dan AS umumnya tidak mengumbar kerjasama militer mereka karena akan menimbulkan ketegangan dengan Beijing, yang hingga kini belum menarik pasukannya dari negara yang dibatasi Selat Taiwan tersebut.

Hingga saat ini, AS merupakan sekutu politik terbesar Taiwan dan menjadi kewajiban bagi AS untuk membantu Taiwan dalam urusan pertahanan negara.

Hal itu termaktub dalam nota kesepahaman kerjasama perdagangan Taiwan-AS sepanjang 40 halaman yang dirilis Taiwan, Kamis (11/5). Dalam nota kesepahaman itu, pemerintahan Presiden Tsai Ing-wen menyatarakan hubungan antara Taiwan-AS akan tetap menjadi ‘prioritas utama’ dan mereka ‘terbuka untuk semua kemungkinan yang akan memperkuat hubungan kerjasama perdagangan Taiwan-AS yang saling mengungtungkan’.


Nota kesepahaman itu juga memberikan detail langka atas dampak belanja militer Taiwan terhadap AS, sekaligus sesuai dengan arahan Presiden Donald Trump agar para sekutu membayar biaya sistem pertahanan secara adil, mengurangi kesenjangan perdagangan dan meningkatkan lapangan kerja di Negeri Paman Sam.  

Sejak 2008 hingga 2015, Taiwan adalah pembeli produk militer AS terbesar ke-tujuh, dengan rata-rata nilai belanja hingga US$2 miliar per tahun.

Maret lalu, Trump memerintahkan Kementerian Perdagangan dan atase perdagangan AS untuk mengkaji ulang penyebab defisitnya perdagangan AS dan pemerintah menyatakan akan merencanakan penegakan undang-undang pemulihan perdagangan yang lebih ketat.

Selain itu, dalam sebuah wawancara dengan Reuters bulan lalu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan bahwa dia tidak membatalkan pembelian pesawat tempur F-35, pesawat tempur termahal dan canggih dari AS. Komentarnya tersebut memicu komentar negatif dari Kementerian Pertahanan China yang mengatakan bahwa China dengan tegas menentang negara yang menjual senjata ke Taiwan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER