Pertemuan Trump-Erdogan Diwarnai Protes, Gedung Putih Ditutup

CNN Indonesia
Rabu, 17 Mei 2017 11:02 WIB
Secret Service memperketat pengamanan usai seseorang mencoba menerobos masuk ke Gedung Putih saat pertemuan Trump dan Erdogan berlangsung.
Protes warga di dekat Gedung Putih saat pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Turki Recep tayyip Erdogan berlangsung. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih terpaksa ditutup sementara pada Selasa (16/5) malam setelah seorang tak dikenal mencoba membobol masuk ke rumah presiden Amerika Serikat tersebut.

Sang pelaku mencoba melompati rak sepeda yang dijadikan penghalang di sepanjang pagar utara gedung.

Akibat insiden itu, pengamanan Gedung Putih semakin diperketat. Sebab, insiden ini bertepatan dengan pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, saat peristiwa terjadi Erdogan dikabarkan telah meninggalkan Gedung Putih.


Pasukan khusus pengaman presiden, Secret Service, melalui akun Twitter mengatakan pelaku telah diamankan dan sudah berada di tahanan.

"Secret Service menanggapi aksi seorang individu yang melompati rak sepeda di sekitar pagar utara Penn Ave. Tersangka sudah dalam pengamanan," seperti dikutip Reuters, Rabu (17/5).

Kunjungan Erdogan ke Gedung Putih hari itu pun diwarnai sejumlah protes dari warga. Sejumlah warga yang merupakan pendukung Erdogan dan anti-Erdogan saling perang kata-kata dan slogan di taman dekat dengan Gedung Putih saat pertemuan berlangsung.

Di satu sisi, sejumlah warga memprotes kedatangan Erdogan ke Washington, menyebut presiden yang menjabat sejak 2014 itu mendukung kelompok teroris ISIS.

Pertemuan Trump dan Erdogan pada Selasa siang dikabarkan kian menunjukan keakraban, meski masih terdapat sejumlah perbedaan antar kedua pemimpin tersebut, terutama soal Pasukan Kurdi dan Fethullah Gulen.


Erdogan masih memendam kekesalan pada AS terkait suaka yang diberikan Negeri Paman Sam bagi Fethullah Gulen, yang dituding Ankara sebagai otak kudeta berdarah tahun lalu.

Pemimpin Turki itu juga kembali menegaskan bahwa dia tidak pernah menerima daerah Kurdi yang dipimpin YPG di Suriah, dan bahwa dia telah "terus terang mengkomunikasikan" harapannya agar Washington menyerahkan Gulen.

Sementara Trump berharap Turki tidak menentang rencana AS mempersenjatai pejuang YPG, yang merupakan kekuatan darat Pentagon untuk melawan ISIS di Raqa.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER