Duterte Temui Putin, Bicarakan Perdagangan Senjata

CNN Indonesia
Senin, 22 Mei 2017 17:54 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte terbang ke Moskow bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Keduanya akan membicarakan mengenai perdagangan senjata.
Duterte akan bertemu Putin pekan ini dan membicarakan perdagangan senjata serta penguatan militer. (REUTERS/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte terbang ke Moskow bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, Senin (22/5). Tujuan pertemuan kedua kepala negara tersebut adalah mempererat hubungan bilateral kedua negara sekaligus mengesahkan perjanjian perdagangan senjata dan penguatan militer.

Melansir AFP, Duterte akan berada di Kremlin selama lima hari. Adapun pertemuan dengan Putin akan berlangsung pada Kamis (25/5) mendatang.

Tidak jarang, Duterte menyebut Putin sebagai pahlawannya dan dia juga kerap mengumbar bahwa mereka berdua punya kesamaan hobi, yakni senjata dan berburu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pameran kedekatan hubungan antara Filipina dan Rusia ini, sengaja dilakukan Duterte untuk membuat Amerika Serikat kesal. Sebelumnya, AS merupakan sekutu dekat Filipina. Namun sejak Duterte berkuasa, hubungan Manila dengan Washington terus mendingin.


Duterte kerap menuding AS munafik, pembohong dan melakukan intimidasi guna memperoleh apa yang mereka inginkan. Selain itu, Duterte juga kesal karena AS mengkritik perang melawan narkoba yang dia lakukan.

Atas hal itu, kebijakan luar negeri Duterte pun berubah. Tidak lagi dekat pada poros AS, melainkan mulai intim dengan Rusia dan China. Terlebih, kedua negara berpandangan komunis itu, mendukung atau setidaknya tidak mengkritisi, perang narkoba Duterte, yang menewaskan ribuan orang dan nyaris dianggap kejahatan kemanusiaan.

Kapal perang Rusia Varyag, telah merapat di Manila, Filipina bulan lalu. Kapal perang Rusia Varyag, telah merapat di Manila, Filipina bulan lalu. (REUTERS/Romeo Ranoco)
Di sisi lain, Duterte selalu menyanjung Rusia. Salah satu prioritas utama Presiden Filipina itu adalah penggunaan rudal presisi Rusia guna memberangus militan Islam di selatan Filipina.

“Kami ingin menggunakan rudal presisi Rusia. Kami punya bom, tapi tidak seakurat itu,” kata Duterte.

Adapun, tahun lalu, saat mengunjungi China, Duterte mengumumkan ‘perceraian’ Filipina dengan AS dan memihak China.

“Saya telah menyesuaikan diri dengan ideologi China dan saya juga akan mengunjungi Rusia untuk berbicara dengan Putin, dan mengabarkan bahwa kini ada tiga negara melawan dunia, China, Filipina dan Rusia. Itu satu-satunya jalan,” kata Duterte di Beijing.


“Sebelumnya, saya dekat dengan Barat. Tapi, itu dulu. Sekarang, saya melihat Barat banyak mengintimidasi negara kecil,” sebut Duterte, saat bertemu Putin di Konferensi Asia-Pasifik di Peru, November lalu.

Sejak pertemuan itu, hubungan Rusia-Filipina semakin dekat. Bahkan, kapal perang Rusia, Varyag sudah merapat ke Manila.

“Rusia bersama saya. Saya tidak takut,” ujar Duterte.

Filipina dan Rusia sudah menjalin hubungan diplomatik 41 tahun lalu. Namun, hingga Duterte menjabat, hubungan keduanya terbilang renggang. Itu disebabkan dekatnya hubungan Manila dengan Washington.

Hubungan perdagangan kedua negara juga tidak terlalu besar. Tahun lalu, nilai perdagangan Filipina-Rusia hanya US$226 juta. Sementara, perdagangan AS-Filipina bernilai lebih dari US$18 miliar.


Tapi, hal itu akan berubah. Menteri Luar Negeri Filipina Maria Cleofe Natividad menegaskan hal itu.

“Pertemuan [Putin dan Duterte] ini menjadi penanda penguatan hubungan kedua negara sekaligus mengirimkan pesan bahwa Filipina berkomitmen mencari kemitraan baru dengan partner non-tradisional,” ujar Navidad.

Sementara, Richard Javad Heydarian, analis kebijakan luar negeri di Manila menyebut kunjungan Duterte ke Moskow akan menjadi ‘propaganda kemenangan’ bagi Putin dan menunjukkan ‘kudeta halus’ dalam perebutan kekuasaan global.

“Ini akan jadi cara mencolok mata Amerika Serikat,” tutur Heydarian.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER