Jakarta, CNN Indonesia --
Hari kedua darurat militer di Mindanao, militan Maute semakin menguasai Marawi. Sementara tentara sulit mengakses kota tersebut karena harus berhadapan dengan penembak jitu Maute, jebakan, dan pemblokiran jalan. Kelompok militan menyandera banyak orang, termasuk pendeta. Para sandera digunakan sebagai perisai untuk mengancam tentara agar meninggalkan kota. Presiden Rodrigo Duterte mengancam, jika kondisi ini terus berlanjut, wilayah darurat militer akan diperluas ke seluruh Filipina.