Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Panama menahan 64 orang dan menyita empat ton kokain, setelah melakukan investigasi selama dua tahun.
Pemerintah Panama pada Rabu (1/6) mengatakan bahwa dalam 22 bulan terakhir, polisi juga telah menyita uang tunai senilai US$2,5 juta (setara Rp33,2 miliar), 49 kendaraan dan satu ton mariyuana. Semuanya didapat dari kartel yang melibatkan warga Panama, Kolombia, Kuba, Guatemala, Mexico, dan. Venezuela.
Jaksa Eduardo de la Torre mengatakan bahwa kelompok itu menyalurkan narkoba lewat perahu dari Amerika Selatan. Ia menekankan bahwa nilai narkoba tersebut di jalanan jika berhasil masuk ke Amerika Serikat, bisa mencapai US$400 juta.
Sebanyak 33 orang yang sudah didakwa terkait kasus narkoba ini, termasuk pejabat polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Panama Juan Carlos Varela sebelumnya mengeluhkan bahwa perjanjian damai antara pemerintah Kolombia dan pemberontak kiri FARC justru menyebabkan peningkatan penjualan dan kekerasan akibat narkoba di negaranya.
Pekan ini, Panama memperketat kontrol imigrasi terhadap pendatang dari Kolombia, Venezuela, dan Nikaragua.
Di Kolombia sendiri, konflik pemerintah dengan FARC selama lebih dari lima dekade telah menewaskan lebih dari 260 ribu orang, sementara 45 ribu lainnya hilang.
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos dan Ketua FARC Rodrigo Londono menandatangani dokumen kesepakatan damai yang baru pada awal Desember tahun lalu. Perjanjian perdamaian disetujui kedua pihak meski sejumlah anggota kongres menyatakan tidak setuju.
Upaya menghentikan konflik sempat mandek lantaran 50,23 persen warga menyatakan menolak berdamai dengan FARC pada referendum yang dilaksanakan awal Oktober tahun lalu.
Perjanjian damai akhirnya diperbaharui dan berhasil diratifikasi serta disetujui oleh Kongres Kolombia melalui rapat yang berlangsung selama 11 jam. Persetujuan damai ini mengharuskan sekitar 7.000 anggota FARC melucuti dan menyerahkan senjata mereka.
Selama 52 tahun, pemberontakan FARC melibatkan narkoba, dan Kolombia mendapat predikat sebagai produsen kokain terbesar di dunia.