Saudi Bantah Larang Jemaah Qatar Masuk Masjidil Haram

CNN Indonesia
Rabu, 14 Jun 2017 17:03 WIB
Saudi memastikan tetap menjamin pelayanan dan fasilitas bagi seluruh jemaah umroh tak terkecuali warga Qatar, di tengah pengucilan Doha oleh Riyadh Cs.
Saudi memastikan tetap menjamin pelayanan dan fasilitas bagi seluruh jemaah umroh tak terkecuali warga Qatar, di tengah pengucilan Doha oleh Riyadh Cs. (Foto: REUTERS/Ahmad Masood)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Arab Saudi membantah telah melarang jemaah asal Qatar untuk memasuki Masjidil Haram, menyusul munculnya laporan Komisi Nasional HAM Qatar (NHRC) yang menerima keluhan dari warga akibat dilarang memasuki tempat ibadah yang menjadi pusat ziarah umat Muslim di dunia.

Gubernur Kota Mekah sekaligus Penasihat Dua Masjid Suci, Pangeran Khalid Al-Faisal, mengatakan negaranya tidak melarang kaum Muslim manapun untuk masuk ke Masjidl Haram maupun Masjid Nabawi di Madinah, termasuk warga Qatar.

Faisal bahkan memastikan bahwa Saudi akan terus menjamin pelayanan dan fasilitas yang dibutuhkan para peziarah dua masjid itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan Faisal, Dewan Kepemimpinan Umum Saudi untuk urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi juga mengatakan, "Para jemaah Qatar yang merupakan saudara kami tetap berada di hati dan menjadi perhatian kami sejak mereka memasuki Saudi hingga mereka kembali pulang," melalui pernyataan resminya.


Berdasarkan data lembaga itu, sejak Minggu pekan lalu, Saudi telah menerima sekitar 1.633 jemaah asal Qatar yang hendak beribadah umroh.

Sejak Jumat pekan lalu, Saudi juga dilaporkan telah mengizinkan sekitar 206 orang yang datang dari Qatar untuk menyebrangi perbatasan Salwa sehingga mereka bisa masuk ke Mekah dan beribadah umroh.

Diberitakan Al Arabiya, selama Ramadan, sebanyak 2,5 juta umat Muslim yang berasal dari penjuru dunia bisa memenuhi Masjidil Haram untuk melakukan ibadah umroh.

Kekhawatiran terganggunya hak jemaah Qatar untuk beribadah umroh ini muncul menyusul putusnya hubungan diplomatik antara Doha dan sejumlah negara teluk seperti Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan bahkan Mesir.

Tak hanya hubungan kenegaraan, Saudi Cs juga ikut memutus segala jalur perhubungan dengan Qatar, yang dikhawatirkan turut akan menganggu pasokan makanan dan minuman negara itu yang selama ini banyak mengimpor dari negara teluk.


Saudi menyebut pengucilan Qatar--langkah yang belakangan diikuti oleh Mesir, Yaman, Libya, Mauritania, hingga Maladewa--dilakukan dengan dalih keamanan nasional, menuding Doha mendukung pemberontak dan teroris seperti ISIS, Al-Qaidah, hingga Ikhwanul Muslimin.

Dalam sebuah pernyataan beberapa waktu lalu, Qatar membantah segala tuduhan itu, mengatakan Doha justru menjadi negara terdepan di kawasan dalam memerangi akar terorisme.

Salah satunya dengan memberi kaum muda pekerjaan, menampung dan mendidik ratusan ribu pengungsi Suriah, dan mendanai progam masyarakat untuk menentang pembentukan kelompok bersenjata.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER