ISIS Serukan Serangan Teror di Bulan Ramadan via Telegram

CNN Indonesia
Selasa, 13 Jun 2017 15:17 WIB
Melalui pesan audio, kelompok pimpinan Baghdadi itu menyerukan para pengikut dan simpatisannya untu meluncurkan teror di Eropa hingga Asia selama Ramadan.
Melalui pesan audio, kelompok pimpinan Baghdadi itu menyerukan para pengikut dan simpatisannya untu meluncurkan teror di Eropa hingga Asia selama Ramadan. (Foto: REUTERS/Social Media Website)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah pesan audio yang dibuat oleh juru bicara ISIS tersebar, berisikan ajakan bagi para pengikut dan simpatisan kelompok teroris itu untuk meluncurkan serangan di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Eropa, Rusia, Australia, Irak, Suriah, Iran, dan Filipina selama bulan suci Ramadan.

Rekaman suara tersebut dilaporkan disebarluaskan pada Senin (12/6) di saluran Telegram--aplikasi pesan daring yang terenskripsi--milik kelompok binaan Abu Bakr al-Baghdadi itu. Pesan tersebut mengatasnamakan juru bicara ISIS Abi al-Hassan al-Muhajer.

"Wahai para singa Mosul, Raqqa, dan Tal Afar, Tuhan memberkati tangan dan wajah yang bercahaya itu, yang bertanggung jawab melawan orang-orang yang menolak dan murtad," kata al-Muhajer dalam rekaman tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kepada saudara-saudara seiman dan seagama di Eropa, Amerika, Rusia, Australia, dan negara lainnya. Saudara-saudara di negara kalian telah berhasil melakukan [teror] dengan baik sehingga anggaplah mereka sebagai panutan untuk melakukan hal yang serupa," lanjut pesan suara itu, seperti dikutip Reuters, Selasa (13/6).

Meskipun begitu, hingga kini keaslian rekaman suara itu belum bisa diverifikasi secara independen.

Namun, suara rekaman itu dilaporkan sama seperti suara al-Muhajer dalam pesan audio ISIS yang pernah juga pernah terungkap sebelumnya.

Sejak memasuki Ramadan pada akhir Mei lalu, ISIS memang menggencarkan serangannya di berbagai belahan dunia.

Sekitar 24 Mei, Inggris kembali diguncang teror saat bom meledak di Manchester Arena saat konser penyanyi pop asal AS, Ariana Grande, dan menewaskan 22 orang penonton.

Tak lama, ISIS mengklaim serangan teror kedua di Inggris selama tahun 2017 itu.

Berselang satu hari kemudian, serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta, yang menewaskan sedikitnya lima orang termasuk pelaku.

Kedua peristiwa ini pun lantas dikaitkan satu sama lain.


Di Filipina, sekitar akhir Mei lalu bentrokan pecah antara militer dan kelompok pemberontak Maute di Marawi, bagian selatan negara itu. Setelah tiga pekan bertempur, militer Filipina mengklaim berhasil kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, hingga para militan itu hanya dapat menguasai 20 persen wilayah Kota Marawi.

Konflik itu setidaknya telah menelan nyawa ratusan orang, termasuk puluhan warga sipil dan anggota militer.

Tak cukup sampai disitu, Inggris kembali diguncang teror saat delapan orang tewas dalam insiden di Jembatan London dan Borough Market pada Sabtu (3/6).

Teror itu pun tak luput dari klaim ISIS.

Kelompok teroris itu pun tak lepas menyerang negara di Timur Tengah seperti Iran. Pada Rabu (7/6), teror menyerang gedung parlemen dan makam Ayatollah khomeini di Iran, menewaskan sekitar 17 orang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER