Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala militer AS dan Korea Selatan berdialog membicarakan langkah atau 'opsi respons militer' yang akan diambil terkait peluncuran rudal balistik antar benua yang dilepas Korea Utara pada Jumat (28/7).
Pertemuan kedua negara diwakili Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Joe Dunford, Pemimpin Komando Militer AS Harry Haris, serta Kepala Staf Gabungan Korsel Lee Sun Jin.
"Ketiga pemimpin membahas pilihan militer yang akan diambil untuk merespons peluncuran rudal yang dilakukan Korut," ungkap Juru Bicara Dunford, Kapten Greg Hicks, seperti dilansir AFP, Sabtu (29/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama perbincangan, lanjut Hicks, Dunford dan Haris mengungkapkan komitmen yang kuat dalam aliansi kedua negara.
Sebelumnya, pihak Pentagon AS mengkonfirmasi adanya peluncuran rudal oleh Korut pada Jumat tengah malam waktu setempat. Rudal tersebut berjenis Inercontinental Ballistic Missile atau ICBM yang menempuh jarak sejauh 1.000 kilometer.
Rudal balistik antarbenua tersebut mengarah ke laut yang merupakan wilayah zona ekonomi eksklusif Jepang.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga mengatakan rudal itu terbang melintasi sekitar 45 menit dan tampak mendarat di perairan area ekonomi ekslusif Jepang, akan tetapi belum ada laporan kerusakan.
Suga menambahkan peluncuran rudal itu tidak dapat diterima dan melanggar resolusi PBB, dan mengatakan Jepang telah menyampaikan protesnya setegas mungkin.
Sementara, PM Jepang Shinzo Abe mengatakan pemerintah sedang menyelidiki lebih jauh akan kabar peluncuran rudal itu, dan mengambil langkah yang perlu dilakukan untuk melindungi warga Jepang.