Jakarta, CNN Indonesia -- Para biksu memimpin upacara sendu di seluruh Thailand untuk memperingati satu tahun Raja Bhumibol Adulyadej meninggal.
Negara ini tengah bersiap mengucapkan perpisahan terakhir kepada raja yang dicintai itu dalam upacara kremasi bulan ini juga.
Bhumibol dipercaya sebagai turunan dewa dan disebut sebagai “bapak” bagi seluruh warga Thailand. Selama 70 tahun berkuasa, mendiang raja ini sangat dipuja oleh rakyatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu tahun terakhir diwarnai dengan suasana penuh kesedihan di seluruh Thailand dan banyak warga yang hanya mengenakan baju berwarna hitam dan putih.
Suasana sedih ini semakin mendalam pada bulan Oktober ketika kerajaan harus bergulat dengan perpisahaan terakhir dalam acara kremasi 26 Oktober.
Acara perpisahan terakhir ini akan berjalan selama lima hari.
Pada Jumat (13/10) warga Thai yang berpakain hitam-hitam memenuhi kuil, gedung pemerintah, dan halaman rumah sakit Bangkok tempat Bhumibol menghembuskan napas terakhir, untuk menyerahkan sedekah pada para biksu.
“Saya tidak ingin upacara kremasi terjadi. Saya tidak bisa menerimanya,” kata Kanokpor Chavasith, warga berusia 57 tahun yang ikut berkumpul di Istana Kerajaan Bangkok bersama ratusan warga.
 Raja baru Thailand Maha Vajiralongkorn menggantikan ayahnya tahun lalu dan akan secara resmi naik tahta setelah 26 Oktober 2017. (Thailand Royal Household Bureau/Handout via Reuters) |
Sementara Chalita U-sap dengan mata sembab mengatakan: “Saya ingin dia ada bersama kami selamanya.”
Sebagian besar kantor tutup karena libur nasional dan pada pukul 15.52 waktu setempat akan ada mengheningkan cipta. Pada jam ini setahun lalu Raja Bhumibol menghembuskan napas terakhir.
Pemerintah militer yang sangat setia pada kerajaan mendorong warga untuk mengemukakan kesedihan secara terbuka.
Junta militer melakukan kudeta pada 2014 ketika kesehatan raja menurun.
Menjelang acara pemakaman, saluran televisi di negara itu diperintahkan untuk mengurangi saturasi warna, tidak menyiarkan acara yang terlalu gembira dan menyiarkan film dokumenter tentang hasil kerja raja yang bagus.
Dunia usaha pun memasang foto raja, sementara taman dan trotoar dihias dengan bunga marigold, bunga yang selalu diasosiasikan dengan mendiang raja.
Hukum penghinaan kerajaan yang keras, dan diterapkan dengan ketat oleh junta militer, menyulitkan upaya untuk mengukur apakah kesedihan massal ini akibat tekanan sosial atau murni sikap rakyat.
Pembicaraan soal kerajaan dan perannya dalam panggung politik Thailand sulit dilakukan karena hukum ini. Akibatnya banyak sektor seperti seni, media dan dunia akademis menyensor diri sendiri.
Meski kerajaan memiliki kekuasaan terbatas, kerajaan Thailand sangat kaya dan berpengaruh ketika dipimpin oleh Raja Bhumibol.
Raja,yang dipandang sebagai jangkar stabilitas setelah terjadi pertikaian selama beberapa dekade, mempergunakan posisinya untuk membentuk sejarah di balik layar dengan kelompok yang setia dari dunia usaha dan elit militer.
Dia juga berhasil membuat rakyat menyukainya dengan reputasi sebagai raja yang suka bekerja keras dan mendedikasikan proyek-proyek untuk kaum miskin.
[Gambas:Video CNN]Citra ini diperkuat dengan mesin propaganda istana sangat luas.
Pengganti Bhumibol, Raja Maha Vajiralongkorn, belum sepopuler mendiang ayahnya dan lebih sering berada di luar negeri.
Hubungannya dengan penguasa militer dan pengatur panggung politik sulit diukur karena ketidakjelasan pada perilaku istana dan juga hukum defamasi.
Tetapi raja baru yang berusia 65 tahun ini sudah bergerak untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dalam birokrasi istana dan mengurangi pengawasan pemerintah dalam tahun pertama.
Vajiralongkorn, yang akan memimpin upacara pemberian sedekah di Istana kerajaan pada Jumat ini, akan secara resmi naik tahta setelah pemakaman ayahnya.