Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat dan
Kanada menyatakan 20 negara yang hadir dalam pertemuan terkait
Korea Utara di Vancouver pada Selasa (16/1) sepakat menjatuhkan sanksi unilateral baru bagi Pyongyang. Sanksi tersebut diterapkan di luar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sudah ada.
Melalui pernyataan bersama, Washington dan Ottawa menyatakan para menteri luar negeri yang hadir sepakat “mempertimbangkan dan mengambil langkah-langkah untuk menjatuhkan sanksi unilateral dan tindakan diplomatik lain melampaui yang dipersyaratkan resolusi DK PBB.”
Meski begitu, pernyataan tersebut tidak memberi rincian sanksi dan langkah diplomatik baru seperti apa yang akan kembali diterapkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AS dan Kanada juga menyatakan seluruh negara sepakat mendukung dialog Korut dan
Korea Selatan belum lama ini, di tengah niat Korut memperbaiki relasi dengan Korsel dan mengirimkan atlet ke Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, bulan depan.
“Kami mendukung dialog antara kedua Korea dengan harapan hal itu bisa meredakan ketegangan di kawasan secara berkelanjutan,” bunyi pernyataan bersama usai pertemuan tersebut, sebagaimana dikutip
Reuters.
Menlu Korsel Kang Kyung-wha turut hadir dalam pertemuan itu. Kang mengatakan negaranya juga berharap dialog dengan Korut bisa berlanjut ke hal lain dan tak hanya seputar masalah Olimpiade Musim Dingin.
Meski begitu, Kang menekankan bahwa sanksi bagi Pyongyang harus tetap diterapkan lebih ketat.
 Pemimpin Korut, Kim Jong-un, berkeras mempertahankan senjata nuklirnya. (AFP PHOTO/ UNG Yeon-Je) |
“Kedua alat ini—sanksi serta tekanan keras di satu sisi dan tawaran masa depan yang lebih cerah di sisi lainnya—harus bekerja dan berjalan bersama-sama,” kata Kang.
Negara-negara lain seperti Jepang, Inggris, dan Australia juga sepakat berkomitmen dan memastikan implementasi penuh atas sanksi yang berlaku.
AS dan Kanada menjadi tuan rumah pertemuan yang diselenggarakan seharian itu. Rapat digelar untuk secara khusus membahas program senjata nuklir Korut dan langkah-langkah meredam provokasi senjata negara terisolasi itu.
Korut terus menjadi sorotan dunia sejak awal 2017 karena berkeras mengembangkan rudal dan senjata nuklir. Pemimpin Korut, Kim Jong-un, berkeras mempertahankan program nuklirnya meski didesak masyarakat internasional.
Menlu AS Rex Tillerson mengatakan semua negara perlu bekerja sama memperkuat larangan perjalanan bagi kapal-kapal yang kedapatan bertransaksi dengan Korut. Hal itu dilakukan seiring penangkapan sejumlah kapal kargo yang diduga berhubungan bisnis dengan Korut, belakangan.
Dia juga mengatakan “harus ada konsekuensi baru bagi Korut kapan pun agresi baru terjadi.”
(aal)