Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo blak-blakan mengutarakan kekesalannya karena kinerja lamban perwakilan Indonesia di luar negeri, terutama dalam mengurus dokumen perizinan, seperti visa dan paspor. Dia bahkan menyebut para duta besar 'jadul'.
"Kemarin saya ke mana ya, katanya sudah cepat, seminggu. Seminggu aja dibanggakan. Duh, Pak Dubes jadul banget," ujar Jokowi di Gedung Pancasila di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (12/2).
Singkatan dari 'zaman dulu', kata 'jadul' kerap digunakan untuk merujuk pada hal yang ketinggalan zaman.
Mantan Wali Kota Solo itu enggan menyebutkan dubes yang dimaksud. Namun, Jokowi menegaskan bahwa dubes Indonesia seharusnya malu jika mengurus visa serta paspor masih sampai seminggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi mengatakan bahwa proses pengajuan visa bisa dilakukan hanya dalam hitungan menit hingga satu jam karena teknologi sudah berkembang seiring perubahan dunia.
Menurut Jokowi, kecepatan pengurusan visa serta paspor sangat diperlukan dalam menangani perkara yang berkaitan dengan perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri, seperti Filipina.
Dia pun mengaku tak akan segan menegur langsung dubes jika masih lama dalam mengurus dokumen, layaknya yang ia lakukan saat mendatangi petugas karena mengetahui betapa lama proses pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
"Untung (kepala kantor) enggak ada. Kalau ada, saya gaplok. Jengkel sekali. Betul saya gaplok itu," ucap Jokowi.
Jokowi mengatakan bahwa untuk mempercepat pengurusan visa harus ada penyederhanaan proses oleh seluruh jajaran.
"Dulu BKPM berbulan-bulan. Nyatanya sekarang tiga jam jadi sembilan izin. Harus diinjak dulu dan dikontrol biar jadi kebiasaan," katanya.
(has)