Jakarta, CNN Indonesia -- Putri Reema Bandar Al-Saud, wanita pertama yang terpilih untuk memimpin Federasi Olah Raga
Arab Saudi menegaskan bahwa kini saatnya
perempuan Saudi dinilai dari kemampuan dan bukan pakaiannya.
Menurutnya, Arab Saudi kini mengumpulkan kekuatan dari olah raga untuk membantu perekonomian negeri itu.
"Saya membangun seluruh ekosistem olah raga. Mulai dari atlet, pemandu, penjaga keamanan. Tiap sektor perlu rantai dari bawah," kata putri mantan Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, Pangeran Bandar Bin Sultan tersebut dalam artikel yang dilansir
Arab News, Jumat (9/3) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berpendidikan di Amerika Serikat, lulusan George Washington University tersebut menyatakan bahwa olah raga berdampak ke sektor industri di seluruh laposan dan akan banyak menarik warga dunia.
Sejak Oktober lalu, Putri Reema memimpin Federasi Olahraga Komunitas Saudi (SFCS), sekaligus Wakil Presiden Pembangunan dan Perencanaan di Otoritas Olah Raga Arab Saudi.
Sebagai Kepala SFCS, dia bertugas mengembangkan ekosistem olahraga di Kerajaan Arab Saudi, yang sebagian besar dari nol.
"Mulai dari staf yang membersihkan mesin-mesin, pelatih, dokter, atlet. Semua hal terkait olah raga harus dioertakan dalam perencanaan. Itu pekerjaan saya," kata wanita pengusaha sekaligus filantropis tersebut di Lembaga Kajian Chatham House, London, Inggris.
Tahun ini kemajuan olah raga cukup signifikan di Arab Saudi. Pembatasan terhadap perempuan untuk menonton dan berolah raga telah diabut. Perempuan kini dapat menonton pertandingan sepak bola, dan berolah raga di gym, serta mengambil kelas pendidikan jasmani di sekolah.
Sejak Putri Reema memimpin federasi olah raga, dia memainkan perannya untuk mendorong wanita dalam bidang tersebut.
"Saya mendorong wanita untuk berolah raga di taman. Saya memberi tahu kepada mereka bahwa untuk berolah raga di depan umum tak perlu izin. Mereka juga tidak perlu izin untuk giat berolah raga sendiri," kata Putri Reema.
Selain meningkatkan kinerja, dia juga menekankan perbaikan infrastruktur dan fasilitas olahraga, melalui penambahan fasilitas olah raga untuk perempuan dan lainnya.
Arab Saudi juga tengah giat-giatnya mengatasi isu hak perempuan. Selain membolehkan menyetir dan menonton olah raga di stadiun, atau menonton film di bioskop.
"Ini adalah hal-hal yang dapat dimenangkan dengan cepat. Wanita di stadion, wanita mengemudi, itu bagus. Tapi boleh menyetir bukanlah segalanya dari hak-hak perempuan," kata Putri Reema dalam pertemuan di Dewan Atlantic, Washington DC Amerika Serikat, seperti dilansir
Al Arabiya.Isu-isu yang lebih mendalam masih digarap. Termasuk untuk menjadikan wanita merasa aman di rumahnya sendiri, serta jalur karier terbuka dalam tatanan masyarakat tradisional yang masih didominasi laki-laki di Arab Saudi.
"Kekerasan dalam rumah tangga adalah isu yang sangat penting. Saya berjanji untuk mengatasinya," kata Putri Reema.
Sejumlah perempuan Saudi kini menempati posisi penting.
Pada Februari lalu, Federasi Sepak Bola Saudi menunjuk anggota wanita pertama dalam komitenya, yakni Adwa Al-Arifi. Penunjukkan Al-Arifi diharapkan menjadi pendorong wanita Saudi untuk berolah raga. Dia bahkan diharapkan untuk membentuk tim sepak bolah perempuan pertama di Riyadh, untuk merangkul fans, mendorong inisiatif komunitas.
Adapula Sarah Al-Suhaimi yang ditunjuk menjadi Ketua Bursa Saham Arab SAudi, Tadawul. Dilansir Gulfnews, Rania Nashar menjadi CEO dari Samba Financial Group. Juga Latifa Al-Sabhan yang ditunjuk sebagai Kepala Keuangan Bank Nasional Arab (ANB).
(nat)