Rusia Bakal Balas Usir Diplomat Inggris

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Kamis, 15 Mar 2018 22:30 WIB
Rusia menyatakan akan mengusir diplomat Inggris sebagai balasan tindakan serupa oleh Inggris terkait pembunuhan seorang eks mata-mata.
Menlu Rusia Sergei Lavrov menyatakan pihaknya akan mengusir diplomat Inggris, setelah negara tersebut melakukan tindakan serupa terkait upaya pembunuhan Sergei Skripal. (REUTERS/Maxim Shipenkov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia menyatakan akan segera mengusir diplomat Inggris, membalas tindakan serupa yang diambil oleh negara tersebut setelah menuding Moskow terlibat dalam upaya pembunuhan seorang eks mata-mata agen ganda.

Dalam laporan kantor berita RIA yang dikutip Reuters pada Kamis (15/3), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan tuduhan tersebut tidak dapat diterima dan diplomat Inggris akan diusir.

Inggris lebih dulu mengusir 23 diplomat Rusia karena negara tersebut diduga terlibat dalam serangan racun terhadap Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Salisbury.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menuduh Rusia membanggakan serangan terhadap Skripal, menyebutnya sebagai cara untuk menakut-nakuti mereka yang melawan Presiden Vladimir Putin.

Johnson mengatakan bukti kesalahan Rusia "sangat banyak" karena hanya Moskow yang memiliki akses terhadap racun yang digunakan dan motif untuk melukai Sergei Skripal.

"Ada kesombongan dan sarkasme dalam respons yang kami dengar dari Rusia yang mengindikasi kesalahan mereka," katanya, kepada BBC, sebagaimana dikutip Reuters.

"Mereka ingin menyangkal sekaligus membanggakannya," imbuh dia.

Inggris menyuebut Skripal dan Yulia diserang dengan racun era Soviet, 'Novichok'. Mereka ditemukan tak sadarkan diri pada 4 Maret dan sekarang masih dalam keadaan kritis di rumah sakit.

Skripal yang merupakan seorang mantan agen GRU, badan intelijen militer Rusia, mengkhianati puluhan agen Rusia untuk Inggris sebelum ditangkap di Moskow dan dipenjara pada tahun 2006. Dia dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran mata-mata pada tahun 2010 dan menetap di Inggris.

Di dalam negeri, pemerintah Inggris mendapat tekanan dari anggota parlemen dan media untuk menegaskan sikap kepada Rusia.

Johnson menyarankan adanya konsekuansi lebih lanjut terhadap orang-orang kaya Rusia yang memiliki aset di Inggris. Badan Kejahatan Nasional dan Kejahatan Ekonomi tengah menjalankan investigasi kepada sejumlah orang namun menolak untuk memberi detail dengan alasan hukum.

"Apa yang diinginkan orang adalah beberapa orang kaya ... dengan kekayaannya yang dapat dihubungkan dengan Vladimir Putin, mungkin saja badan hukum, yang dapat dihukum oleh polisi atas kekayaan yang tidak dapat dijelaskan, untuk membawa mereka ke pengadilan atas tindakan kotor korupsi mereka," katanya.

(lit/aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER