AS Sebut Rusia Bertanggung Jawab dalam 'Kejahatan' di Inggris

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 15 Mar 2018 04:48 WIB
AS menyatakan Rusia bertenggung jawab terhadap kematian eks mata-matanya di Inggris, Sergei Skripal, dan menyebutnya sebagai kejahatan.
Dubes AS untuk PBB Nikki Haley. (Foto: REUTERS/Lucas Jackson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nikki Haley, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, menyebut pihaknya percaya bahwa Rusia bertanggung jawab terhadap serangan racun mematikan terhadap agen ganda dan puterinya di Inggirs.

"AS percaya bahwa Rusia bertanggung jawab atas serangan terhadap dua warga di Inggris yang menggunakan racun syaraf kelas militer," ujarnya, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Rabu (14/3), seperti dikutip dari Reuters.

Haley juga menyebut bahwa "kejahatan" Rusia itu layak mendapat reaksi dari DK PBB. Ia pun meminta Rusia untuk bisa kooperatif dalam investigasi kasus tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rusia harus bekerja sama secara penuh dalam penyelidikan yang dilakukan Inggris," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Dubes Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia meminta bukti atas tuduhan yang dilayangkan terhadap negaranya.

"Kami meminta barang bukti yang diduga menunjukkan jejak Rusia untuk diperlihatkan," ucapnya.

Sergei Skripal, eks mata-mata Rusia.Sergei Skripal, eks mata-mata Rusia. (Foto: Kommersant/Yuri Senatorov via Reuters)

Terpisah, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa Uni Eropa akan mengumumkan sikap bersama mengenai serangan di Inggris itu dalam pertemuan Uni Eropa pekan depan.

"Ini bukan tentang mediasi. Kami menanggapi temuan pemerintah Inggris dengan sangat serius. Saya berbicara melalui telepon dengan (PM Inggris) Theresa May kemarin. Kami akan mengumumkan sikap bersama Eropa," ujar dia, menjawab pertanyaan soal kemungkinan Jerman memediasi kedua pihak.

Merkel pun meminta Eropa untuk tetap berbicara dengan Moskow tentang perkembangan masalah ini.

"Kita tidak bisa memutuskan semua kontak sekarang. Kita masih harus berbicara secara bertanggung jawab dengan orang-orang Rusia meskipun ada perbedaan pendapat," tuturnya.

Terlepas dari itu, ia meminta pihak Rusia untuk terbuka terkait masalah tersebut. "Transparansi penting dari pihak Rusia," kata Merkel.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyatakan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Inggris terkait insiden tersebut.

"Kami memiliki keyakinan penuh dalam penyelidikan yang dilakukan oleh mitra kami, Inggris," kata dia, di Paris.

Sebelumnya, PM Inggris Theresa May mengaku akan mengusir 23 diplomat Rusia sebagai balasan atas serangan racun saraf terhadap seorang mantan mata-mata agen ganda Moskow.

"Di bawah Konvensi Wina, Inggris akan mengusir 23 diplomat Rusia yang teridentifikasi sebagai pejabat intelijen tak resmi," kata May di hadapan Parlemen, dikutip Reuters pada Rabu (14/3). "Mereka punya waktu satu minggu untuk pergi."

Sebelumnya, Sergei Skripal dan putrinya terkena serangan racun syaraf, di Salisbury, 40 kilometer sebelah barat daya London, Senin (5/30). Skripal merupakan bekas agen intelijen Rusia yang membelot ke Inggris.

(arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER