Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia sudah menerima daftar nama diplomat yang akan diusir dari Inggris sebagai respons atas serangan racun saraf terhadap mantan agen ganda Moskow di Salisbury.
"Hari ini, kami sudah menerima daftar itu," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam program 60 Minutes di saluran televisi
24, Rabu (14/3).
Zakharova mengatakan bahwa daftar nama tersebut juga mencakup diplomat militer. Mereka semua harus meninggalkan Inggris dalam jangka waktu tujuh hari.
Menurut Zakharova, pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan respons sepadan atas sikap Inggris ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan mengambil langkah yang sangat proporsional atas situasi ini dan kami sedang membicarakannya sekarang ini," ucap Zakharova, sebagaimana dikutip kantor berita
TASS.
Pernyataan ini disampaikan tak lama setelah Perdana Menteri Ingggris, Theresa May, mengumumkan rencana pengusiran ini di hadapan parlemen pada Rabu.
May mengatakan pengusiran paling besar dari London dalam 30 tahun terakhir ini akan mengurangi kapabilitas intelijen Rusia di Inggris untuk beberapa tahun ke depan.
"Kami akan membekukan aset pemerintah Rusia di manapun terbukti digunakan untuk mengancam nyawa atau properti warga atau penduduk Inggris," kata May.
May mengatakan pihaknya sudah menyimpulkan Rusia bertanggung jawab atas percobaan pembunuhan terhadap Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.
Skripal dan Yulia ditemukan tak sadarkan diri di sebuah bangku umum di luar pusat perbelanjaan di Salisbury. Sejak saat itu mereka dirawat di rumah sakit dalam keadaan kritis.
"Tidak ada kesimpulan alternatif, selain bahwa Rusia bertanggung jawab atas percobaan pembunuhan atas Skripal dan putrinya, dan mengancam nyawa warga Inggris lain di Salisbury. Ini menunjukkan penggunaan kekuatan secara tidak sah oleh Rusia terhadap Inggris," tutur May.
Tudingan ini juga menjadi sorotan di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, menyatakan bahwa negaranya juga meyakini Rusia berada di balik serangan ini.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, pun mengatakan bahwa tudingan ini tak berdasar dan menyatakan kesiapan untuk menggelar penyelidikan gabungan.
(has)