Jakarta, CNN Indonesia -- China dilaporkan mengirim kapal induknya, Liaoning, melintasi selat sempit yang memisahkan wilayahnya dengan Taiwan, negara yang dianggap Beijing sebagai provinsi pembelot.
Hal itu disampaikan oleh menteri pertahanan Taiwan dalam laporan media lokal, sebagaimana dikutip
Reuters pada Rabu (21/3).
Sebelum mengambil langkah itu, Presiden China Xi Jinping memperingatkan Taiwan akan dihadapkan pada "hukuman bersejarah" atas upaya separatisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbicarah di hadapan parlemen Taiwan, Menhan Yen Teh-fa mengatakan kapal induk China satu-satunya itu memasuki selat pada Selasa. Demikian dikutip Central News Agency.
Yeng mengatakan kementerian memantau erat pergerakan Liaoning di perairan tersebut.
Kementerian Pertahanan China belum merespons pertanyaan terkait peristiwa ini.
Taiwan menyatakan China telah meningkatkan latihan militer di sekitar pulau tersebut dalam setahun terakhir. Kedaulatan pulau itu menjadi salah satu isu paling sensitif China yang berpotensi jadi perseteruan militer.
Sikap keras China terhadpa Taiwan meningkat sejak presiden dari partai pro-kemerdekaan, Partai Demokrat Progersif, dari partai demokrasi terpilih sebagai pemimpin.
China mencurigai Presiden Tsai Ing-wen ingin mengupayakan kemerdekaan secara resmi. Langkah itu tidak bisa diterima para petinggi Partai Komunis, meski Tsai berulang kali menyatakan ingin mempertahankan status quo.
Kementerian Urusan Taiwan di Beijing pada Senin menyatakan kemarahan atas pernyataan Perdana Menteri Taiwan William Lai yang menyebut negaranya merdeka dan berdaulat. Pernyataan itu Lai dianggap "provokasi serius" dan Taiwan tidak mungkin bisa jadi negara.
China juga marah karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani undang-undang yang mendorong AS untuk mengirim pejabat senior ke Taiwan dan sebaliknya.
Wakil Menteri Luar Negeri Alex Wong berada di Taiwan pekan ini, di mana dia dijadwalkan untuk berbicara di sebuah acara bisnis di Taipei dengan Tsai.
(aal)