
OPCW Konfirmasi Temuan Inggris soal Zat Peracun Agen Rusia
Hanna Azarya Samosir, CNN Indonesia | Jumat, 13/04/2018 10:59 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengonfirmasi hasil temuan Inggris mengenai jenis senjata kimia yang digunakan untuk menyerang mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia, di Salisbury pada 4 Maret lalu.
"Hasil analisis laboratorium lingkungan OPCW dan sampel biomedis yang dikumpulkan tim OPCW mengonfirmasi temuan Inggris terkait jenis racun kimia," demikian kutipan laporan OPCW, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (12/4).
OPCW tak menyebut gamblang jenis racun kimia yang dimaksud. Namun sebelumnya, kepolisian Inggris melaporkan bahwa Skripal terpapar Novichok.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May, pun langsung menuding Rusia sebagai dalang di balik serangan ini karena Novichok adalah jenis senjata kimia yang dikembangkan Soviet pada 1970-an.
Lebih jauh, OPCW juga tak mengonfirmasi asal dari racun kimia tersebut. Namun, Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, tetap menuduh Rusia bertanggung jawab atas serangan di negaranya ini.
"Tak diragukan lagi apa yang digunakan dan tak ada penjelasan alternatif mengenai siapa yang bertanggung jawab. Hanya Rusia yang tahu makna dan motifnya," ucap Johnson.
Johnson pun mengatakan bahwa Inggris sudah meminta Dewan Eksekutif OPCW untuk bertemu pada Rabu pekan depan untuk menentukan langkah selanjutnya.
"Kremlin harus memberikan jawaban," katanya.
Rusia sendiri selama ini terus menampik tudingan Inggris. Mereka mengklaim sudah menghancurkan seluruh senjata kimia itu sejak lama.
Moskow sempat mengajak penyelidikan bersama, tapi permintaan itu ditolak oleh OPCW. Kini, Rusia pun menolak hasil temuan OPCW tersebut.
"Rusia tidak akan percaya dengan kesimpulan terkait Skripal hingga ahli Rusia diberi akses ke sampel yang dimaksud," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Melanjutkan pernyataannya, Zakharova berkata, "Tidak ada informasi mengenai bagaimana, dari siapa, dan dalam kondisi seperti apa sampel ini diambil. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan di antara ahli Rusia yang tentu membutuhkan analisis detail." (has/has)
"Hasil analisis laboratorium lingkungan OPCW dan sampel biomedis yang dikumpulkan tim OPCW mengonfirmasi temuan Inggris terkait jenis racun kimia," demikian kutipan laporan OPCW, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (12/4).
OPCW tak menyebut gamblang jenis racun kimia yang dimaksud. Namun sebelumnya, kepolisian Inggris melaporkan bahwa Skripal terpapar Novichok.
Lebih jauh, OPCW juga tak mengonfirmasi asal dari racun kimia tersebut. Namun, Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, tetap menuduh Rusia bertanggung jawab atas serangan di negaranya ini.
"Tak diragukan lagi apa yang digunakan dan tak ada penjelasan alternatif mengenai siapa yang bertanggung jawab. Hanya Rusia yang tahu makna dan motifnya," ucap Johnson.
"Kremlin harus memberikan jawaban," katanya.
Rusia sendiri selama ini terus menampik tudingan Inggris. Mereka mengklaim sudah menghancurkan seluruh senjata kimia itu sejak lama.
"Rusia tidak akan percaya dengan kesimpulan terkait Skripal hingga ahli Rusia diberi akses ke sampel yang dimaksud," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Melanjutkan pernyataannya, Zakharova berkata, "Tidak ada informasi mengenai bagaimana, dari siapa, dan dalam kondisi seperti apa sampel ini diambil. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan di antara ahli Rusia yang tentu membutuhkan analisis detail." (has/has)
FOKUS
Inggris Rusia Membara |
ARTIKEL TERKAIT

Jerman Tolak Kirim Militer ke Suriah
Internasional 1 tahun yang lalu
Tewas Misterius di Inggris, Pengusaha Rusia Sempat Muntah
Internasional 1 tahun yang lalu
Trump Kaburkan Rencana Serangan ke Suriah
Internasional 1 tahun yang lalu
Calon Menlu Trump Isyaratkan Kebijakan Keras terhadap Rusia
Internasional 1 tahun yang lalu
Theresa May Panggil Menteri Bahas Serangan ke Suriah
Internasional 1 tahun yang lalu
Putri Eks-Agen Rusia yang Diracun Tolak Bantuan Moskow
Internasional 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

OPEC Akan Pangkas Produksi Minyak 1,7 Juta Barel per Hari
Ekonomi • 07 December 2019 20:18
Dua Lipa Ajak Penggemar Pilih Partai Buruh di Pemilu Inggris
Hiburan • 04 December 2019 16:51
Band IDLES Rilis Bir Sendiri, KRFSHT
Hiburan • 04 December 2019 11:01
Ternate, Tempat Lahir Teori Evolusi yang Dilupakan Indonesia
Teknologi • 30 November 2019 13:24
TERPOPULER

Aktivis Cilik Greta Thunberg Turun Aksi di KTT Iklim Madrid
Internasional • 4 jam yang lalu
FOTO: Bangunan Enam Lantai Runtuh di Kenya
Internasional 8 jam yang lalu
AS-Taliban Lakukan Perundingan Lagi di Qatar
Internasional 9 jam yang lalu