Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Turki Tayyip Erdogan mengumumkan akan menggelar pemilihan umum sela pada 24 Juni ini. Pada Rabu (18/4), dia menyatakan tantangan ekonomi dan perang di
Suriah berarti Turki mesti beralih ke jabatan presiden eksekutif yang kuat.
Pemilu presiden dan parlemen akan dilakukan di bawah status darurat yang sudah diberlakukan sejak percobaan kudeta Juli 2016. Status itu diperpanjang parlemen pada Rabu untuk tiga bulan ke depan.
Dalam 15 tahun masa jabatan sebagai perdana menteri dan kemudian presiden, Erdogan mengubah negara miskin di tepi timur Eropa menjadi pasar baru yang besar. Namun, pertumbuhan cepat Turki disertai peningkatan sikap otoriter, dengan operasi keamanan yang berujung pada penangkapan puluhan ribu orang sejak kudeta gagal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun lalu, Erdogan menang tipis dalam referendum perubahan konstitusi dan menciptakan jebatan presiden eksekutif. Perubahan itu berlaku setelah pemilu yang akan datang.
Pemerintah berulang kali menampik laporan soal rencana pemilu sela, tapi Erdogan kini mengatakan Turki mesti meninggalkan ketidakpastian politik. Pemilu sedianya baru akan digelar pada November 2019.
Menyoroti operasi militernya di Suriah, kebutuhan pengambilan keputusan penting soal investasi dan perekonomian yang kemungkinan tak bisa mempertahankan pertumbuhan cepat tahun lalu, Erdogan mengatakan penting "untuk menepikan masalah pemilu dari agenda kita."
Turki mesti "beralih ke sistem eksekutif baru untuk mengambil langkah ke arah masa depan negara dengan lebih kuat," ujarnya dalam pidato dari istana kepresidenan di Ankara, diapit dua bendera Turki dan disiarkan langsung di televisi, dikutip
Reuters."Dengan mengadakan pemilu sela Juni ini, Erdogan memberi sinyal ia percaya diri dukungan yang ia kantongi, setidaknya dalam jangka pendek, telah memuncak. Dia mungkin akan khawatir jika permasalahan ekonnomi Turki terus memburuk berdampak pada dukungannya," kata Nicholas Danforth, analis kebijakan senior di Bipartisan Policy Centre di Washington.
Pengumuman ini dibuat setelah Erdogan berbicara dengan kepala partai nasionalis MHP, Devlet Bahceli, yang sehari sebelumnya mengangkat prospek pemilu sela. Partai kecil Bahceli kemungkinan akan membentuk aliansi dengan Partai AK Erdogan di pemilu parlementer.
Tiga jam setelah pengumuman Erdogan, Dewan Tinggi Pemilu menyatakan sudah melengkapi seluruh persiapan untuk menggelar pemilu sela dan tengah menanti persetujuan parlemen yang dikuasai partai AK.
(aal)