
Sebut Langkah AS Ilegal, Iran Pertahankan Perjanjian Nuklir
Riva Dessthania Suastha, CNN Indonesia | Rabu, 09/05/2018 14:47 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut langkah Amerika Serikat yang menarik diri dari perjanjian nuklir sebagai langkah ilegal.
Rouhani menyebut Iran tetap berkomitmen mempertahankan perjanjian yang disepakati pada 2015 itu meski AS menyatakan diri keluar dari kesepakatan itu.
"Jika kami telah berhasil mencapai tujuan bersama anggota lainnya dalam kesepakatan, perjanjian ini akan tetap berlaku. Keluarnya AS dari perjanjian secara resmi merusak komitmenya terhadap perjanjian internasional," kata Rouhani dalam pidatonya yang ditayangkan di stasiun televisi seperti dikutip Reuters.
Pernyataan itu diutarakan Rouhani menanggapi keputusan Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir yang telah disepakati pendahulunya, Barack Obama, Selasa (9/5).
Selain AS dan Iran, perjanjian itu disepakati Perancis, China, Inggris, Rusia, China dan Jerman. Perjanjian itu disepakati agar Teheran mau menyetop pengembangan senjata nuklirnya, dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Dilansir Russian Today, Rouhani menyebut AS tidak pernah memenuhi komitmen dan tanggung jawabnya dalam perjanjian nuklir tersebut. Dia menganggap keputusan Trump itu juga sebagai bentuk permusuhan dan perang psikologis AS terhadap Iran.
"Iran selalu patuh pada komitmen yang kami buat. Sementara itu, selama itu pula AS tidak pernah patuh terhadap komitmennya. Selama ini, AS telah berlaku secara agresif terhadap banga Iran dan kawasan Timur Tengah," kata Rouhani.
"Ini adalah perang psikologis, kami tidak akan membiarkan Trump menang. Mulai saat ini, perjanjian nuklir hanya antara Iran dan lima negara lainnya. Kita harus menunggu bagaimana negara lain melihat dan merespons hal ini," lanjutnya.
Trump telah lama menganggap skeptis perjanjian tersebut. Dia menilai perjanjian nuklir dengan Iran merupakan "kesepakatan terburuk yang pernah dibuat AS" dalam sejarah.
Trump bahkan bersumpah akan membatalkan perjanjian itu saat masa kampanye pemilihan umum 2016 lalu, jauh sebelum dirinya duduk di Gedung Putih.
[Gambas:Video CNN]
Presiden AS ke-45 itu menganggap Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tidak berhasil membendung Iran yang dinilainya terus mengembangkan nuklirnya. Padahal, sejumlah pengamat menilai sejauh ini Iran mematuhi perjanjian tersebut. Demikian pula dengan Uni Eropa. Trump tampaknya hanya mendengarkan dari pihak Israel.
(nat)
Rouhani menyebut Iran tetap berkomitmen mempertahankan perjanjian yang disepakati pada 2015 itu meski AS menyatakan diri keluar dari kesepakatan itu.
"Jika kami telah berhasil mencapai tujuan bersama anggota lainnya dalam kesepakatan, perjanjian ini akan tetap berlaku. Keluarnya AS dari perjanjian secara resmi merusak komitmenya terhadap perjanjian internasional," kata Rouhani dalam pidatonya yang ditayangkan di stasiun televisi seperti dikutip Reuters.
Pernyataan itu diutarakan Rouhani menanggapi keputusan Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir yang telah disepakati pendahulunya, Barack Obama, Selasa (9/5).
Selain AS dan Iran, perjanjian itu disepakati Perancis, China, Inggris, Rusia, China dan Jerman. Perjanjian itu disepakati agar Teheran mau menyetop pengembangan senjata nuklirnya, dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Dilansir Russian Today, Rouhani menyebut AS tidak pernah memenuhi komitmen dan tanggung jawabnya dalam perjanjian nuklir tersebut. Dia menganggap keputusan Trump itu juga sebagai bentuk permusuhan dan perang psikologis AS terhadap Iran.
"Iran selalu patuh pada komitmen yang kami buat. Sementara itu, selama itu pula AS tidak pernah patuh terhadap komitmennya. Selama ini, AS telah berlaku secara agresif terhadap banga Iran dan kawasan Timur Tengah," kata Rouhani.
"Ini adalah perang psikologis, kami tidak akan membiarkan Trump menang. Mulai saat ini, perjanjian nuklir hanya antara Iran dan lima negara lainnya. Kita harus menunggu bagaimana negara lain melihat dan merespons hal ini," lanjutnya.
Trump telah lama menganggap skeptis perjanjian tersebut. Dia menilai perjanjian nuklir dengan Iran merupakan "kesepakatan terburuk yang pernah dibuat AS" dalam sejarah.
Trump bahkan bersumpah akan membatalkan perjanjian itu saat masa kampanye pemilihan umum 2016 lalu, jauh sebelum dirinya duduk di Gedung Putih.
[Gambas:Video CNN]
Presiden AS ke-45 itu menganggap Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tidak berhasil membendung Iran yang dinilainya terus mengembangkan nuklirnya. Padahal, sejumlah pengamat menilai sejauh ini Iran mematuhi perjanjian tersebut. Demikian pula dengan Uni Eropa. Trump tampaknya hanya mendengarkan dari pihak Israel.
(nat)
ARTIKEL TERKAIT

Menteri Israel Ancam Bunuh Presiden Suriah Bashar Al-Assad
Internasional 9 bulan yang lalu
Tanda Jalan ke Arah Kedutaan AS Mulai Dipasang di Yerusalem
Internasional 9 bulan yang lalu
Menonton Bola di Stadion, Wanita Iran Menyamar Jadi Pria
Internasional 9 bulan yang lalu
Soal Kesepakatan Nuklir, Israel Nyatakan Tak Mau Perangi Iran
Internasional 9 bulan yang lalu
Israel Sebut Iran Bohong Soal Senjata Nuklir
Internasional 9 bulan yang lalu
Suriah Sebut Markas Militernya Diserang Rudal
Internasional 9 bulan yang lalu
BACA JUGA

Cara Menjangkau China dari Vietnam via Kereta
Gaya Hidup • 22 February 2019 20:19
Trump Sinyalkan Perpanjangan Waktu Negosiasi Perang Dagang
Ekonomi • 20 February 2019 11:32
Babak Baru Negosiasi Perang Dagang AS-China Dimulai Hari Ini
Ekonomi • 19 February 2019 11:39
Karena Wasit Wanita, TV Iran Batal Siarkan Laga Bundesliga
Olahraga • 18 February 2019 08:37
TERPOPULER

Latihan Perang Teluk, Iran Uji Kapal Selam Rudal
Internasional • 2 jam yang lalu
Saudi Sepakati Proyek Kilang Minyak Rp140,6 T di China
Internasional 1 jam yang lalu
Abu Sayyaf Ancam Bunuh Sandera, Duterte Ogah Bayar Tebusan
Internasional 3 jam yang lalu