Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah korban jiwa erupsi gunung api
Fuego dilaporkan bertambah menjadi 25 orang. Selain itu, aktivitas vulkanik di
Guatemala, Minggu (4/6), juga melukai hampir 300 orang lainnya.
Gunung api Fuego, yang namanya berarti 'api', memuntahkan aliran lava panas sejauh 8 kilometer dan mengeluarkan asap hitam tebal dan abu yang menghujani ibu kota dan kawasan lain.
Jenazah korban dalam keadaan hangus tergeletak di sisa-sisa muntahan gunung api itu, sementara para petugas menangani korban lain yang terluka parah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erupsi gunung setinggi 3.763 meter ini merupakan yang kedua kalinya dalam tahun ini.
"Itu adalah sungai lava yang meluap dan melanda desa El Rodeo. Ada beberapa korban luka, terbakar dan meninggal dunia," kata Sergio Cabanas, sekretaris jenderal badan penanggulangan bencana Guatemala, dalam siaran radio yang dikutip
Reuters, Senin (4/6).
Badan penanggulangan bencana, atau CONRED, menyatakan jumlah korban tewas meningkat dari perkiraan sebelumnya, yakni tujuh orang. Sementara itu, sekitar 3.100 orang telah dievakuasi.
Sejumlah pejabat mengatakan korban tewas berpusat di tiga kota: El Rodeo, Alotenango dan San Miguel los Lotes.
Operasi penyelamatan ditunda hingga 5.00 waktu setempat atau 18.00 WIB karena kondisi berbahaya dan cuaca basah, kata Cecilio Chacaj, juru bicara departemen pemadam kebakaran.
Puluhan video bermunculan di media sosial dan televisi setempat, menunjukkan kehancuran yang terjadi.
Salah satu video yang dipublikasikan Telediario, diduga diambil di desa El Rodeo, menunjukkan tiga jenazah di atas aliran lava, saat petugas berupaya menyelamatkan lelaki lanjut usia yang terselimuti abu dan lumpur.
"Sayangnya El Rodeo sudah terkubur dan kami belum bisa mencapai desa La Libertad karena lava dan mungkin ada orang yang meninggal di sana juga," kata Cabanas.
Dalam video lain, seorang perempuan yang tampak kelelahan nyaris tertelan lava yang tumpah di atas ladang jagung.
"Tidak semua orang bisa selamat. Saya rasa mereka terkubur," kata Consuelo Hernandez kepada Diario de Centroamerica.
Presiden Jimmy Morales mengatakan dirinya telah mengumpulkan para menteri dan tengah mempertimbangkan mendeklarasikan keadaan darurat di departemen Chimaltenango, Escuintla dan Sacatepequez.
Erupsi memaksa bandara internasional La Aurora, Guatemala City, untuk menutup satu-satunya landasan karena keberadaan abu vulkanik.
Gunung api ini berada sekitar 40 kilometer barat daya Ibu Kota Guatemala City dan berlokasi dekat kota kolonial Antigua, yang populer di kalangan wisatawan dan dikenal karena kebun kopi.
Para pekerja dan tamu dievakuasi dari klub golf La Reunion dekat Antigua saat asap hitam abu vulkanik membumbung. Sungai lava mengalir di sisi lain gunung api.
Para pejabat mengatakan erupsi masih bisa membawa bahaya lebih jauh dan mengakibatkan lebih banyak aliran lumpur dan materi vulkanik.
"Temperatur di aliran piroklastik bisa melebihi 700 derajat (celsius) dan abu vulkanik bisa menghujani area dengan radius 15 kilometer. Hal itu akan mengakibatkan lebih banyak aliran lumpur dan membuat sungai terdekat meluap," kata Eddy Sanchez, direktur institut vulkanik, seimologi dan meteorologi Guatemala.
Asap membumbung dapat terlihat dari berbagai wilayah negara dan abu yang jatuh di empat departemen Guatemala membuat warga khawatir.
David de Leon, juru bicara CONRED, mengatakan perubahan angin mengakibatkan abu vulkanik jatuh di sebagian ibu kota.
(aal)