Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang mantan petugas Badan Intelijen Pertahanan (DIA)
Amerika Serikat didakwa berupaya mengirim informasi pertahanan nasional ke
China.
Ron Rockwell Hansen ditangkap akhir pekan lalu, dalam perjalanan menuju bandara untuk menaiki pesawat menuju ke China, kata Kementerian Kehakiman.
"Tindakan yang diduga dilakukannya merupakan pengkhianatan terhadap keamanan negara dan warga Amerika dan tindakan yang membuat marah rekan-rekan komunitas intelijen," kata Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional John C Demers dikutip
CNN, Selasa (5/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Profesional intelijen kami bersumpah melindungi rahasia paling dalam negara kita, dan Divisi Keamanan Nasional akan terus menegakkan keadilan terhadap orang-orang yang melanggar sumpah ini."
Kementerian Kehakiman juga menyatakan dari 2013 hingga 2017 Hansen rutin bolak-balik Amerika-China dan memberikan informasi yang ia dapatkan dari konferensi militer atau intelijen.
Dia diduga menerima $800 ribu dari China sejak Mei 2013 melalui berbagai bentuk transaksi, termasuk tunai maupun transfer rekening.
Hansen juga diduga mencoba mendapatkan informasi rahasia setelah tak lagi bekerja untuk pemerintah AS.
Sidang perdana Hansen dijadwalkan digelar pada Senin di Seattle, menurut Kementerian Kehakiman.
Dakwaan Hansen ini adalah kasus terbaru dari serangkaian kasus mata-mata China. Pekan lalu di Virginia, petugas menyamar Badan Intelijen Pusat (CIA) Kevin Patrick Mallory menjalani persidangannya.
Tahun lalu, Mallory diduga berbicara soal kebijakan luar negeri Presiden Donald Trump dengan tiga warga negara China di sebuah hotel di Shanghai.
Jaksa menyebut ia "mengkhianati negara" dan menjual informasi rahasia kepada warga China untuk mengatasi "utang pribadi yang menggunung."
Pengacara mengakui Mallory sempat mengalami masa-masa terburuk. Namun, dia menegaskan mantan tentara itu "warga Amerika setia dan patriotis yang melayani negara sepanjang hidupnya."
(aal)