Ratusan Pekerja Migran Indonesia di Singapura Diwisuda

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Rabu, 11 Jul 2018 06:27 WIB
Hingga kini sekitar 200-an sarjana S-1 Universitas Terbuka tercatat di KBRI Singapura, dan ada pula yang melanjutkan ke jenjang S-2.
Wisuda 583 Pekerja Migran Indonesia di Singapura. (Dok. KBRI Singapura)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 583 Pekerja Migran Indonesia (PMI) berhasil lulus dan diwisuda setelah mengikuti kursus pelatihan keterampilan kerja yang diadakan Pusat pendidikan dan Pelatihan Kerja (P3K) atau Indonesia Training Center (ITC) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura.

Wisuda dilangsungkan dalam acara Graduation ke-9 Program Kursus di (P3K) pada 8 Juli 2018 di Hall Sekolah Indonesia, Singapura. Wisuda dibuka oleh Dubes RI untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya didampingi Atase Ketenagakerjaan Agus Ramdhany Machjumi dan Kepala P3K/Kepala SIS Sumardiyanto.

"Melalui pelatihan kerja ini, diharapkan PMI yang bekerja di Singapura dapat meningkatkan keterampilan kerja (Skill) sekaligus, menambah motivasi bekerja dan mempersiapkan usaha mandiri saat pulang ke tanah air," kata Dubes Ngurah Swajaya dalam sambutan seperti diterima CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


P3K KBRI Singapura merupakan lembaga pendidikan non formal yang berfungsi untuk memajukan SDM Indonesia di Singapura, khususnya bagi PMI.

Pusat pelatihan yang beroperasi sejak 2009 tersebut membuka berbagai program kursus, diantaranya Bahasa Inggris, Komputer, Tata Kecantikan Kulit, Tata Kecantikan Rambut, Tata Busana, Pelatihan Enterpreneurship, Peracikan Kopi (Barista), Baking dan Bahasa Mandarin.

Atase Tenaga Kerja Agus Ramdhany Machjumi mengatakan penyelenggaraan kegiatan di P3K ini berpedoman pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI (Permenakertrans) Nomor 8 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi. Serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI (Permenakertrans) Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pedoman Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.


Agus menambahkan program pelatihan di P3K juga terus dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan pengguna di Singapura.

Salah satu program yang saat ini dalam proses pengembangan adalah caregiver yang memiliki enam kompetensi. Sesuai permintaan pengguna yang saat ini masih berjalan. Karena membutuhkan durasi waktu selama setahun pembelajaran sehingga baru ada lulusannya pada Desember 2018.

"Program-program pelatihan kerja terus dikembangkan agar dapat memberikan manfaat baik bagi diri sendiri juga bagi masyarakat Singapura dan Negara Singapura pada Umumnya. Selain itu, pemerintah RI juga berharap program ini dapat meningkatkan aspek perlindungan dan kesejahteraan pekerja migran di Singapura," tambahnya.


Agus berharap, ke depan Pemerintah RI untuk membantu dukungan akses modal bagi PMI. Sehingga dapat mendukung PMI ber wirausaha setelah purna bekerja di Singapura.

Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura Dwiky Miftah kursus tersebut juga bertujuan agar para pekerja migran Indonesia bisa mengembangkan usaha sepulangnya ke Indonesia.

"Itu yang utama, sebagaimana disampaikan Dubes Ngurah Swajaya dalam sambutannya," kata Dwiky. Dia menegaskan pemerintah RI melalui KBRI mendorong pekerja migran Indonesia mengembangkan kapasitas diri.


Sejauh ini sekitar 200-an lulusan S-1 Universitas Terbuka yang tercatat di KBRI Singapura. "Bahkan beberapa sedang mengambil S-2," kata Dwiky.

Menurut Dwiky, KBRI Singapura mengharapkan para pekerja migran Indonesia setelah kembali ke Tanah Air bisa bekerja atau punya usaha sendiri, dan kembali ke Singapura sebagai wisatawan. "Banyak dari mereka yang terharu saat diwisuda. Tak pernah terbayang memakai toga dan pegang ijazah," kata Dwiky.

(nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER