Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden urusan Perempuan dan Keluarga Iran, Masoumeh Ebtekar, membahas masalah kesepakatan nuklir saat menemui Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK), di Jakarta, Rabu (11/7).
Dalam pertemuan itu, Ebtekar secara khusus menyampaikan pesan dari Presiden Iran, Hassan Rouhani, terkait dampak pengunduran diri Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Iran dalam perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tersebut.
"Kami menyampaikan posisi terkait perkembangan terakhir soal kesepakatan nuklir dunia, khususnya penarikan diri AS dan upaya berbeda yang harus dilakukan untuk mempertahankan perjanjian non proliferasi," ujar Ebtekar.
Ebtekar mengatakan perjanjian itu penting karena didukung Dewan Keamanan dan resolusi PBB dengan tujuan melindungi perdamaian dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku menyesalkan keputusan AS untuk menarik diri dari perjanjian tersebut pada Mei lalu.
Namun, ia optimistis negara lain yang menyepakati JCPOA seperti China, Prancis, Rusia, Jerman, dan Inggris akan tetap melanjutkan kesepakatan.
"Kita tahu ada satu pihak yang menarik diri dari JCPOA dan kita sesalkan itu. Tapi kita harap pihak lain yang ada di JCPOA terus melanjutkan," ucap Retno.
Dalam pertemuan di Wina, Austria, pada 6 Juli lalu, lanjutnya, sejumlah perwakilan tingkat menteri telah menyepakati bahwa perjanjian JCPOA itu akan tetap dilanjutkan.
"Dan tentu tantangannya dan sekaligus harapan Indonesia hasil dari pertemuan di Wina itu dapat diimplementasikan sepenuhnya," katanya.
Perjanjian ini menjamin pencabutan sanksi untuk Teheran sebagai imbalan pembatasan pengayaan uranium demi menghentikan program senjata nuklir Iran.
Presiden Donald Trump menyatakan AS keluar dari perjanjian JCPOA pada Mei lalu karena ingin kesepakatan lebih besar yang tak hanya terbatas pada program nuklir, tapi juga terkait proksi di Suriah, Irak, Yaman, dan Libanon.
Selain masalah kesepakatan nuklir ini, Ebtekar dan JK juga membahas sejarah Iran dan Indonesia serta hubungan kedua negara di area perdagangan, kerja sama ekonomi, politik, sosial, dan ilmu pengetahuan.
Beberapa waktu lalu, Ebtekar menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan terkait pemberdayaan perempuan.
"Pemberdayaan perempuan adalah strategi penting di Iran dan kami melihat penggunaan teknologi informasi menjadi alat penting khususnya untuk e-commerce," ucap Ebtekar.
(has)