Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia dan
Papua Nugini sepakat memperkuat manajemen perbatasan kedua negara, terutama di wilayah Skouw dan Wutung, demi memberantas kejahatan transnasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kesepakatan itu dicapai saat Menteri Luar Negeri RI
Retno Marsudi menggelar pertemuan bilateral dengan Menlu Papua Nugini Rimbink Pato di Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (19/7).
"Kita sudah tidak punya masalah perbatasan lagi dengan Papua Nugini. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah bagaimana kedua belah negara meningkatkan kerja sama manajemen perbatasan dalam rangka menangani kejahatan lintas batas yang biasa melalui perbatasan-perbatasan tertentu," kata Retno kepada wartawan usai bertemu Pato.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu, dalam pertemuan tadi, saya dan Menlu Pato mendiskusikan upaya memperkuat pengelolaan perbatasan terutama di Skouw dan Wutung," imbuhnya.
Skouw yang terletak di Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua nmerupakan salah satu wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Wutung, Provinsi Sandaun, Papua Nugini.
Pemerintah juga telah membangun pasar perbatasan di antara kedua wilayah itu yang rencananya rampung pada Agustus nanti. Pasar itu memiliki 304 los yang bisa menunjang para pedagang di perbatasan.
Beberapa bulan lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono mengatakan pemerintah bahkan berencana membangun wisma Indonesia di wilayah itu.
Dalam pertemuannya dengan Pato, Retno juga mencatat nilai perdagangan Indonesia-Papua Nugini menunjukkan tren positif dengan kenaikan 17 persen dari 2016-2017.
"Kami berdua menyambut peningkatan nilai perdagangan kedua negara dari USD$179,2 juta pada 2016 menjadi US$208,9 juta pada 2017," kata Retno.
Selain kerja sama perbatasan, Retno juga mengatakan Indonesia telah mengirim sejumlah guru bahasa Indonesia untuk mengajar di sekolah-sekolah di ibu kota Papua Nugini, Port Moresby.
Dalam kesempatan yang sama, Menlu Pato menyambut baik komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama pengelolaan perbatasan.
Pato juga menyambut baik pembangunan kapasitas dari Indonesia selama ini yang dinilai sangat membantu Papua Nugini, sebagai tuan rumah, mensukseskan gelaran Konferensi Tingkat Tinggi APEC pada November mendatang.
(res)