Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah kekhawatiran membayangi
pemilihan umum (Pemilu) Pakistan yang digelar hari ini, Rabu (25/7). Selain kekerasan yang telah mewarnai serangkaian kampanye, anak-anak muda, para pemilih pertama di
Pakistan juga mengkhawatirkan terjadinya kecurangan dalam pemilu.
Salah satunya disampaikan Areeba Hussain,20, seorang mahasiswa Universitas Lahore jurusan Manajemen Sains.
"Kecurangan terjadi terakhir kali di sekitar tempat pemungutan suara dan saya tidak akan terkejut jika kali ini terjadi lagi," kata Hussain kepada stasiun televisi Pakistan,
Geo TV.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waqas Rehman, mahasiswa lainnya mengutarakan kekhawatiran serupa. "Saya juga khawatir adanya kecurangan, sulit untuk membedakan yang mana propaganda dan yang mana fakta. Ini juga karena pemerintahan yang demokratis, pada praktiknya kurang upaya dan transparansi sesuai standar internasional," kata mahasiswa NUST tersebut.
Hal senada disampaikan Fatima Waqar, mahasiswa Lahore School of Economics. "Ini Pakistan, saya akan tertipu juga berpikir bahwa kecurangan sepenuhnya hilang dan pemilu berlangsung adil," kata dia.
Pesimisme akan pemilu yang bersih dan adil juga disuarakan Noormah Ahmad, mahasiswa Themis School of Law. "Negeri ini dijalankan politisi yan gkorup yang merusak dasar pemerintahan yang efektif melalui penyuapan dan ketakutan. Selama proses pemilihan umum, mereka kerap memiliki orang-orang sendiri yang mengatur pemilihan dan berupaya menang dengan cara apapun. Ini perlu dihentikan," kata Noormah.
Waleed Akram, 20, mengaku mendengar sendiri soal kecurangan surat suara setidaknya di tiga wilayah berbeda dalam pemilu terakhir. Namun dia menyatakan bahwa itu bukan urusannya. "Demokrasi adalah jalan ke depan, tidak ada bentuk lain pemerintahan kecuali demokrasi yang cocok bagi negara ini," kata Akram, mahasiswa Ilmu Kedokteran Universitas Nasional Pakistan.
Isu-isu lain yang menjadi kekhawatiran para pemilih pertama adalah sanitasi, ketersediaan air bersih, pengelolaan sampah, ketersediaan listrik, bahan bakar, akses pendidikan dan kesehatan.
Heyam Basir, 20 tahun, menyatakan pemerintahan selanjutnya harus mengatasi krisis air di Karachi. Selain itu, perlu pula penambahan polisi untuk mengurangi angka kejahatan. Pemerintah baru Pakistan nantinya diharapkan bekerja lebih jujur soal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, ketimbang membangun lebih banyak jalan.
Di tengah berbagai masalah, para pemuda Pakistan berharap bahwa situasi negerinya bakal membaik. "Saya berharap akan negar ayang lebih adil, dimana orang-orang mendapatkan hak pendidikan yang setara, orang miskin mendapatkan hak-haknya. Saya berharap akan sebuah Pakistan yang baru dan lebih baik," kata Haram Ali. Sedikitnya 46 juta pemilih berusia di bawah usia 35 tahun diharapkan berpartisipasi dalam pesta demokrasi Pakistan yang dimulai hari ini Rabu (25/7).
(nat)