Menlu Julie Bishop akan Resmikan Konjen Australia di Surabaya

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Senin, 30 Jul 2018 10:17 WIB
Menlu Julie Bishop akan meresmikan konsulat jenderal Australia di Surabaya dalam rangkaian lawatannya ke Asia Tenggara.
Menlu Australia Julie Bishop dan Menlu Retno Marsudi. (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop akan berkunjung ke Indonesia awal Agustus mendatang. Di pijakan akhir lawatan Asia Tenggaranya tersebut, Menlu Bishop akan meresmikan Konsulat Jenderal Australia di Surabaya.

"Saya juga akan secara resmi membuka Konsulat Jenderal Australia di Surabaya. Ini adalah misi diplomatik keempat Australia di Indonesia dan bagian dari prioritas kami untuk keterlibatan yang lebih dalam dengan tetangga kami, sebagaimana diuraikan dalam Foreign Policy White Paper Pemerintah Turnbull yang dirilis tahun lalu," kata Bishop lewat rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (30/7).

"Konsulat kami di Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, akan memperkuat hubungan perdagangan dan investasi kami dengan Indonesia," kata Bishop menambahkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kehadiran Konsulat Jenderal di Surabaya telah diumumkan oleh Perdana Menteri Australia, Malcom Turnbull, pada saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sydney pada 26 Februari 2017.

Konsulat Jenderal Surabaya akan memusatkan kinerja dalam memperluas perdagangan dan membangun kesempatan kemitraan ekonomi di Jawa Timur, termasuk layanan finansial, edukasi, kesehatan, manufaktur, dan infrastruktur.


Menurut situs resmi konsulat Australia, Surabaya juga telah menjadi rumah kedua bagi staf dan perwira anggota Angkatan Laut Australia, Royal Australian Navy. Kapal-kapal milik Royal Australian Navy telah berkunjung ke Surabaya setiap tahunnya sejak 1960 karena kota ini merupakan rumah bagi Komando Armada Indonesia Kawasan Timur (Koarmatim) dan Akademi Angkatan Laut-nya.

Jawa Timur secara umum bahkan sudah menjadi rumah kedua bagi beberapa bisnis Australia dengan pabrikan manufaktur dan pengolahan oleh perusahaan-perusahaan besar, seperti: Coca-Cola Amatil, Blue Scope Steel, Comweld Group, Nuplex, dan Caterlindo. Perusahaan pelayanan Australia seperti Ramsay Health, Bank ANZ, dan Bank Commonwealth juga telah berdiri di tengah-tengah perkembangan ekonomi kota Surabaya.

Bishop yang tiba di Timor Leste, Senin (30/7) berencana mengunjungi Malaysia dan Singapura dalam lawatan kerja 29 Juli hingga 7 Agustus mendatang. Lawatan tersebut menurutnya untuk menegaskan kembali komitmen Australia untuk tetap menjadi mitra utama bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Di Dili, Bishop akan bertemu dengan para pemimpin Pemerintah Timor-Leste yang baru terpilih dalam pemilu yang baru lalu. "Kami akan memperdalam kerjasama kami dalam keamanan, pembangunan dan ekonomi yang membuka babak baru dalam hubungan Australia-Timor-Leste, dan setelah penandatanganan perjanjian yang menetapkan batas-batas maritim permanen kami," kata Bishop.


Adapun lawatan Bishop ke Malaysia merupakan kunjungan pertama sejak pemilu Malaysia 9 Mei lalu. "Kunjungan saya ke Malaysia akan menjadi kunjungan Kementerian pertama setelah pemilihan bersejarah Malaysia pada 9 Mei, yang melihat perubahan pertama dalam pemerintahan sejak kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957," kata Bishop.

"Saya berharap dapat melibatkan anggota senior dari pemerintah baru, dan dari Kemitraan Strategis kami yang diumumkan pada tahun 2015, mencerminkan kolaborasi erat kami dan berbagi perspektif strategis mengenai urusan regional dan global," kata dia menambahkan.

Di Singapura, Bishop akan menghadiri KTT Asia Timur, Forum Regional ASEAN dan Pertemuan Tingkat Menteri Australia-ASEAN. Dia menilai pertemuan tersebut merupakan kesempatan penting untuk menunjukkan dukungan kuat Australia untuk ASEAN dan perannya dalam mempromosikan perdamaian dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik.


"Diskusi kami akan meneruskan apa yang dibahas pada Pertemuan Tingkat Tinggi ASEAN-Australia yang diadakan di Sydney pada Maret 2018," kata Bishop.

Di Indonesia, Bishop akan menghadiri Konferensi Tingkat Menteri Bali Proses perihal Penyelundupan Manusia, Perdagangan Orang dan Kejahatan Transnasional Terkait yang digelar di Nusa Dua,Bali pada 6-7 Agustus.

The Seventh Bali Process Ministerial Conference on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime (BPMC VII) tersebut akan diikuti 45 negara dan organisasi internasional yaitu the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), the International Organization for Migration (IOM), dan the United Nations Office of Drugs and Crime (UNODC).

"Pertemuan ini memberikan kesempatan untuk meningkatkan kerja sama praktis antara mitra regional kita, masyarakat sipil dan sektor swasta untuk mengakhiri perdagangan manusia, perbudakan modern dan kerja paksa," kata Bishop.

Konferensi yang juga dikenal sebagai Bali Process tersebut merupakan pertemuan membahas isu-isu terkait penyelundupan manusia, perdagangan orang dan kejahatan-kejahatan lintas batas negara lainnya.

Selain itu, konferensi tersebut diharapkan dapat menjadi forum untuk membahas upaya bersama yang dapat dilakukan guna menanggulangi persoalan penyelundupan manusia dan tindak perdagangan orang di kawasan. (nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER