Ancaman Teror, Konjen Australia di Surabaya Perketat Keamanan

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Kamis, 23 Agu 2018 15:59 WIB
Konsulat Jenderal Australia di Surabaya memperketat pengamanan setelah sejumlah pejabat kantor itu dikabarkan menjadi target ancaman teror.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Konsulat Jenderal Australia di Surabaya memperketat pengamanan setelah sejumlah pejabat kantor itu dikabarkan menjadi target ancaman teror.

"Staf Konjen Australia di Surabaya tidak akan menghadiri acara-acara publik dan akan mengambil langkah peningkatan keamanan," kata juru bicara Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com melalui surat elektronik.

"Hal ini menyusul ancaman terhadap acara yang akan diselenggarakan di Universitas Airlangga pada 23 Agustus di mana Konjen Australia di Surabaya, beserta sejumlah warga Australia lainnya, berencana hadir."
Kementerian Luar Negeri Australia menyatakan salah satu staf konsulat jenderalnya di Surabaya batal menghadiri salah satu acara yang diselenggarakan Universitas Airlangga karena "ancaman keamanan yang tinggi" tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami terus menerima informasi yang mengindikasikan serangan teroris mungkin tengah direncanakan di Indonesia. Berkaitan dengan peningkatan ancaman keamanan, staf Konsulat Jenderal Australia di Surabaya tidak akan hadir di acara Universitas Airlangga pada 23 Agustus ini," bunyi pernyataan yang dirilis Kemlu Australia melalui situs resminya.

Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia menyatakan pengetatan keamanan itu juga berlaku bagi seluruh pejabat perwakilan Australia di Surabaya. Mereka diminta tidak menghadiri acara publik sementara waktu karena alasan keamanan.
Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia juga memperbarui peringatan perjalanan bagi seluruh warganya yang ada di Indonesia, terutama Surabaya, Kamis (23/8), akibat kabar itu.

"Tingkat imbauan perjalanan Australia untuk Indonesia belum berubah. Warga Australia harus terus menerapkan kewaspadaan tingkat tinggi di Indonesia."

Dalam imbauan perjalanan itu, Kemlu Australia juga menyarankan seluruh warganya yang berencana pergi atau sedang berada di Indonesia untuk menghindari tempat-tempat yang bisa menjadi target serangan teroris seperti tempat ibadah, hotel, kelab malam, dan lokasi pariwisata favorit turis asing.

"Serangan teroris di Indonesia masih tetap tinggi. Serangan teror masih mungkin terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di lokasi-lokasi yang kerap dikunjungi oleh warga asing."

Ancaman teror ini pertama kali tersebar melalui sebuah unggahan yang beredar di media sosial. Rekaman itu berisikan seruan bagi para militan di Indonesia untuk "membunuh" para staf Konsulat Jenderal Australia di Ibu Kota Jawa Timur itu.
Dikutip Reuters, dua sumber keamanan Indonesia mengonfirmasi keberadaan pesan teror itu.

"Australia adalah anggota koalisi internasional yang memerangi ISIS dengan membantai ribuan Muslim," bunyi pesan teroris itu yang ditinjau Reuters dan tengah diverifikasi pejabat keamanan Indonesia.

Satu sumber keamanan Indonesia mengatakan unggahan pesan itu berasal dari aplikasi pesan instan, Telegram, yang kemudian menyebar ke sejumlah platform media sosial lainnya. Pesan Telegram itu disebut berasal dari Belanda.

"Itu tidak kredibel. [Tidak ada] bukti kapabilitas atau siapapun warga lokal yang menanggapi pesan itu," kata sumber tersebut.

Pada Mei lalu, serangkaian bom bunuh diri terjadi pada tiga gereja di Surabaya hingga menewaskan 30 orang. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan teror terburuk di Indonesia selama lebih dari satu dekade itu. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER