Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat mengusir demonstran pendukung Presiden
Nicolas Maduro yang menduduki kantor Kedutaan Besar
Venezuela di Washington pada Kamis (25/4).
Utusan AS untuk Venezuela, Elliot Abrams, mengatakan bahwa pendudukan tersebut merupakan "pelanggaran hukum."
"Ini adalah wilayah kedaulatan Venezuela. Mereka harus pergi. Sangat mengejutkan melihat ada orang yang membela rezim Maduro. Sangat memalukan," ujar Abrams seperti dikutip
AFP, Jumat (26/4).
Abrams kemudian mengatakan bahwa para demonstran seharusnya membuka jalan bagi perwakilan yang ditunjuk oleh Juan Guaido untuk bekerja di gedung kedutaan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guaido adalah pemimpin oposisi Venezuela yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim ketika demonstrasi besar-besaran untuk menolak Maduro merebak di negara krisis tersebut pada Januari lalu.
Ia langsung mendapatkan dukungan dari setidaknya 50 negara, termasuk negara-negara kawasan Amerika Latin.
[Gambas:Video CNN]Sejak saat itu, AS mengusir para diplomat yang dikirimkan rezim Maduro. Para perwakilan Maduro itu sendiri sudah menyatakan bahwa mereka akan menyerahkan kantor kedutaan ke utusan Guaido.
Namun, sejumlah veteran, termasuk Madea Benjamin, tak menerima keputusan tersebut. Menurutnya, hal ini merupakan cara AS mengintervensi urusan Venezuela.
"Kami tidak akan membiarkan orang-orang yang tidak dipilih dalam pemilu mengambil alih kedutaan dari pemerintah yang terpilih secara sah dan diakui oleh PBB," katanya.
(has)